jpnn.com - SLEMAN - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terus bergerak mengumpulkan data guna menyelesaikan skandal sepak bola gajah yang terjadi pada laga terakhir babak delapan besar Divisi Utama antara PSS Sleman vs PSIS Semarang akhir Oktober lalu. Setelah memanggil seluruh pemain yang tercantum dalam daftar susunan pemain (DSP), hari Ini giliran panitia pelaksana (panpel) pertandingan PSS yang harus merapat ke Jakarta.
Pemanggilan terhadap panpel ini karena Komdis PSSI melihat ada keterkaitan antara sepak bola gajah dengan digelarnya pertandingan tanpa penonton di Stadion Sasana Krida, Akademi Angkatan Udara (AAU). Ya, seandainya saja laga tersebut digelar dengan penonton di Maguwoharjo International Stadium (MIS), tentu tidak ada celah bagi pemain PSS memasukkan bola ke gawang sendiri.
BACA JUGA: Siap Bertahan, RD Sodorkan Catatan
Sekretaris Panpel PSS Edyanto mengatakan, pihaknya sudah menerima surat pemanggilan dari Komdis. Kata Edi, pihak panpel siap berangkat ke Jakarta untuk memberikan keterangan di depan Hinca Pandjaitan dan jajarannya,
"Intinya kami siap untuk menghadap Komdis. Kami akan beberkan semuanya. Kenapa pada akhirnya saat menjamu PSS kami memilih Stadion Sasana Krida, AAU) sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan," sergahnya.
BACA JUGA: Alonso Siap Balik ke McLaren
Edi memastikan dirinyalah yang menjadi delegasi panpel dalam sidang Komdis. "Panpel akan saya wakili. Memang yang dianjurkan datang adalah Ketua Panpel Pak Sukamto. Namun kehadiran saya saja sudah cukup," jelas pria yang juga penanggungjawab tim sepak bola remaja DIJ pada ajang kualifikasi PON Remaja Wilayah III tersebut.
Sejatinya saat menjamu PSIS, panpel memang tidak memiliki pilihan lain selain menggelar pertandingan di tempat yang berada di kompleks militer tersebut. Usai kejadian penyerangan terhadap rombongan suporter PSCS Cilacap di Jalan Laksda Aisutjipto, Polres Sleman ogah memberikan izin laga di MIS dengan penonton.
BACA JUGA: Wawrinka Menang Mudah di Laga Perdana
"Saat itu kami memang tidak punya pilihan lain. Izin pertandingan di MIS tidak diterbitkan Polres. Tentunya ini bakal saya katakan kepada Komdis," ungkapnya.
Hari ini Komdis rencananya langsung menjatuhkan hukuman final kepada PSS dan PSIS. PSS jelas harap-harap cemas menunggu keputusan dari Komdis PSSI. Akibat skandal sepak bola gajah ini bukan tidak mungkin mereka mendapat sanksi tambahan berupa pendegradasian ke Liga Nusantara.
Dua pemain mereka yang mencetak gol bunuh diri, Agus Setiawan dan Hermawan Putra Jati juga terancam sanksi larangan bermain seumur hidup. Orang yang ada di manajemen PSS juga sangat mungkin dinyatakan sebagai actor intelektual oleh Komdis.
Tokoh sepak bola Sleman Hendricus Mulyono berharap agar Komdis tidak menghukum PSS. Bahkan, kalau bisa sanksi diskualifikasi dicabut.
Tapi untuk orang-orang yang terlibat langsung dalam skandal sepak bola gajah, pria yang akrab disapa Mbah Mul ini menyerukan Komdis agar memberikan hukuman seberat-beratnya. Kata dia, Komdis tak perlu ragu menghukum person-person tersebut dengan sanksi larangan aktif di sepak bola selama-lamanya.
"Pernyataan saya ini juga sudah saya tuangkan dalam surat ke PSSI dan Menpora. Intinya saya tidak ingin PSS dihukum, tapi person-personnya lah yang dihukum berat," jelasnya.(nes/JPNN/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Momentum Unjuk Kebolehan di Laga Uji Coba Lawan Timor Leste
Redaktur : Tim Redaksi