Kominfo: Keris Menjadi Potensi Ekonomi Kreatif Indonesia

Minggu, 13 Desember 2020 – 11:22 WIB
Ilustrasi logo Kominfo. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatikan (Kominfo) mendorong pengembangan ekonomi digital kreatif dengan potensi budaya.

Keris, yang merupakan warisan budaya Indonesia menjadi potensi ekonomi yang besar dalam konteks kepariwisataan.

BACA JUGA: Angka Covid Masih Tinggi, Kominfo Ingatkan Kembali Pentingnya Menerapkan 3M

“Kalau kita membicarakan tentang keris sebagai warisan seni budaya bangsa yang mendunia, itu bisa masuk ke dalam 16 sektor ekonomi kreatif. Jadi ada sekitar 16 sektor ekonomi kreatif di antaranya arsitektur, musik, fashion, desain, kriya, kuliner, fotografi, dan sebagainya,” ujar Staf Ahli Kominfo Basuki Agus Suparno, Sabtu (12/12).

Keris menurut Basuki bisa menjadi potensi di era ekonomi digital dengan menonjolkan aspek seni budaya, pelestarian, values, histori, dan filosofis.

BACA JUGA: Kiwil Poligami Lagi, Rohimah Menyentil Begini

Di sisi lain keris bisa digunakan untuk melakukan nation branding, termasuk persoalan otensitas yang bisa dikomunikasikan kepada dunia internasional.

Keris bisa menjadi simbol promosi budaya di Indonesia, misalnya dengan menampilkan visual tentang Keris pertama kali di Museum Penerangan Kemkominfo yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

BACA JUGA: Robby Purba: Makan noh Uang Haram Adsense

“Artinya keris bisa dikemas secara menarik, bahwa informasi mengenai keris itu bagaimana kemudian didesain dan bisa dipresentasikan secara 3 dimensi dan narasinya bisa dibangun. Pesan-pesan tentang keris sebagai objek informasi bisa dalam bentuk film, foto, video, animasi, dan platform2-platform lain. Model seperti ini bisa jadi andalan untuk Musem Penerangan di TMII yang telah membangun instalasi digital di ruang pamernya," lanjutnya.

Dilain pihak, Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI Abdul Kharis Almasyhari menegaskan era saat ini digital menjadi momentum melestarikan eksistensi budaya bangsa seperti keris yang punya otentisitas sangat tinggi.

“Coba banyangkan kalau misalnya ada sebuah keris yang memang adalah warisan dari para leluhur dan nenek moyang kita yang termashur, kemudian karena tidak terdokumentasikan dengan media digital yang baik bisa jadi ada orang lain mengklaim keasilannya. Saya kira teknologi digital ini akan sangat mampu menilai itu semuanya,” ujarnya.

Pada 2005 lalu keris Indonesia mendapat pengakuan dari UNESCO. Pengakuan dari UNESCO mengandung konsekuensi logis dalam usaha pelestarian budaya keris.

“Kenapa untuk kemanusiaan dan kenapa tutur dan tak benda, karena keris ini merupakan budaya tradisi yang bersifat nunggak semi, yaitu mewarisi, meneruskan, melanjutkan dan mengambil spirit dari gaya-gaya kehidupan pada zaman sebelumnya, dikembangkan lagi pada zaman tersebut,” kata Kurator Keris Hery Suryo Wibowo.(chi/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler