JAKARTA - Komisi Banding (Komding) PSSI merespon banding yang dimohonkan Persiwa Wamena. Permohonan banding tersebut terkait sanksi seumur hidup yang diberikan Komisi Disiplim (Komdis) PSSI terhadap Pieter Romaropen, beberapa waktu lalu.
Ketua Komding Muhammad Muhdar, mengatakan, kasus Romeropen tersebut telah dipelajari secara mendalam. Berkas banding yang dimasukkan manajemen Persiwa Wamena juga sudah disebarkan ke anggota komding yang lain untuk ditelaah.
"Kita akan gelar sidang pada Jumat (19/05) mendatang. Berkas banding sudah didistribusikan kepada anggota Komding lainnya. Mereka sudah mempelajari kasusnya dan berkas bandingnya," kata Muhdar ketika dihubungi, Senin (13/05).
Muhdar lebih jauh menjelaskan, Komding tidak akan memanggil Romaropen untuk diklarifikasi. Itu karena pemukulan wasit yang menjadi dasar hukuman Komdis jelas terekam melalui rekaman video.
Selain itu, aksi pemukulan itu juga dilihat masyarakat luas karena terjadi saat Live di televisi. "Kita sudah dapat bukti-bukti dan faktanya akan ditelusur lewat hasil investigasi dari Komdis," sambung Muhdar.
Pria yang juga menjabat sebagai Divisi Legal Persisam Samarinda ini juga menuturkan kalau dirinya sudah mewanti-wanti jajarannya untuk bisa mengambil keputusan secara hati-hati.
"Ini kasus berat dan sangat mencederai sepakbola. Saya minta kepada anggota Komding untuk bisa mengambil keputusan dengan hati-hati," tutur Muhdar. (abu/jpnn)
Ketua Komding Muhammad Muhdar, mengatakan, kasus Romeropen tersebut telah dipelajari secara mendalam. Berkas banding yang dimasukkan manajemen Persiwa Wamena juga sudah disebarkan ke anggota komding yang lain untuk ditelaah.
"Kita akan gelar sidang pada Jumat (19/05) mendatang. Berkas banding sudah didistribusikan kepada anggota Komding lainnya. Mereka sudah mempelajari kasusnya dan berkas bandingnya," kata Muhdar ketika dihubungi, Senin (13/05).
Muhdar lebih jauh menjelaskan, Komding tidak akan memanggil Romaropen untuk diklarifikasi. Itu karena pemukulan wasit yang menjadi dasar hukuman Komdis jelas terekam melalui rekaman video.
Selain itu, aksi pemukulan itu juga dilihat masyarakat luas karena terjadi saat Live di televisi. "Kita sudah dapat bukti-bukti dan faktanya akan ditelusur lewat hasil investigasi dari Komdis," sambung Muhdar.
Pria yang juga menjabat sebagai Divisi Legal Persisam Samarinda ini juga menuturkan kalau dirinya sudah mewanti-wanti jajarannya untuk bisa mengambil keputusan secara hati-hati.
"Ini kasus berat dan sangat mencederai sepakbola. Saya minta kepada anggota Komding untuk bisa mengambil keputusan dengan hati-hati," tutur Muhdar. (abu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 20 Tim Kejar Hadiah Rp 1,5 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi