Komisi IV DPR Apresiasi Program Serasi Kementan

Jumat, 05 Juli 2019 – 07:12 WIB
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Selasa bersama petani. Foto: Kementan

jpnn.com, BANYU ASIN - Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat perhatian Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI).

Sejumlah anggota DPR RI dari komisi IV melakukan kunjungan kerja ke Desa Telang Sari, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Selasa (2/7).

BACA JUGA: Penerapan Teknologi Pertanian Makin Memikat Anak Muda

Dalam kunjungan kerja kali ini, anggota komisi IV DPR RI melakukan tatap muka langsung dengan petani setempat.

Para petani diberi kesempatan untuk menyampaikan keluh kesahnya kepada anggota Komisi IV DPR RI yang didampingi oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy

BACA JUGA: Kerja Sektor Pertanian Berprestasi, Mampu Wujudkan Nawacita Jokowi

BACA JUGA: Kementan Optimalkan Irigasi dan Pompanisasi untuk Tanggulangi Kekeringan

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Michael Wattimena mengatakan, Desa Talang Sari mendapatkan prioritas terkait dengan optimasi lahan rawa dan program Serasi. Dikatakannya, ini menjadi sangat penting kunjungan DPR ke sini untuk melihat apa yang menjadi kendala hambatan yang ditemui oleh para petani.

BACA JUGA: Kementan Optimalkan Irigasi dan Pompanisasi untuk Tanggulangi Kekeringan

"Tadi telah disampaikan beberapa hal yang menjadi kendala dan hambatan untuk produktivitas pertanian ke depan. Yang pertama itu adalah menyangkut dengan yang namanya alsintan, dan Pak Dirjen telah mendengarkan itu semua dan akan direspon secara positif," kata Michael.

Michael mengatakan, dirinya sudah mendapat penjelasan dari Dirjen PSP. Dengan diberikannya alsintan maka yang tadinya lahan itu hanya menghasilkan 2ton/hektar tetapi kalau dioptimasi dengan program Serasi, maka ini akan memberikan tambahan menjadi 5 sampai 6 ton per hektare.

"Itulah yang membuat kami hadir di sini untuk memberikan dukungan kepada para petani yang ada di desa Talang Sari untuk lebih meningkatkan produktivitas mereka ke depan," kata Michael.

Michael menjelaskan, program optimasi lahan rawa ini tidak banyak dilakukan di berbagai provinsi. Hanya tiga provinsi dengan jumlah daripada program ini hanya 500 ribu hektare.

Seluas 250 ribu hektare itu berada di provinsi Sumatera Selatan yang saat ini sudah secara optimal itu 200 ribu hektare yang dioptimalkan.

"Ini luar biasa, maka itu dengan jumlah yang begitu banyak maka kami mau melihat sampai sejauh mana  program ini  diimplementasikan di Sumatera Selatan khususnya di Desa Talang Sari. Semoga ke depan melalui Dirjen PSP dan Kementerian Pertanian ini lebih meningkatkan program ini  ke depan," pungkas Michael Wattimena.

Sumatera Selatan merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra produksi padi terbesar di Indonesia selain Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.

Sumatera Selatan juga yang telah menjalani program Serasi yang merupakan upaya pengelolaan lahan rawa melalui kegiatan optimalisasi lahan rawa dan pengembangan usaha tani oleh kelompok tani dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas serta pendapatan petani.

Pada tahun 2019 Kementan mencanangkan  Program Serasi sudah berjalan di Sumatera Selatan seluas 200 ribu hektar. Salah satunya daerah di Kabupaten Banyuasin seluas 82.550 hektar.

"Kita sangat mengapresiasi dengan adanya kunjungan anggota Komisi 4  DPR RI ke Desa Talang Sari, Kabupaten Banyuasin. Karena wakil rakyat dari anggota DPR RI ikut memperhatikan dan melihat langsung program Serasi yang menjadi andalan Kementerian Pertanian yaitu bagaimana kita bisa mengelola lahan rawa ini menjadi lahan yang produktif dan bisa ditanam dua kali atau tiga kali dalam setahun," kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy menambahkan, perhatian wakil wakil rakyat sangat luar biasa dan maksimal. Setiap program pertanian yang menyentuh masyarakat petani langsung didukung dan disetujui.

Dijelaskannya, rawa adalah masa depan Indonesia. Terdapat 10 juta ha yang bisa dijadikan untuk lahan pertanian produktif antara lain di Sumatera Selatan dan Kalsel.

“Kita fokus untuk penyelesaian program Serasi di Sumsel karena program di sini terbesar,” tambah Sarwo Edhy.

Kementan memang sedang gencar menggarap lahan rawa lebak dan pasang surut. Kementan pun memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) berupa excavator (ekskavator), yang diberikan kepada masyarakat tani agar dioptimalkan pemanfaatannya.

“Dengan memanfaatkan ekskavator tersebut, maka lahan rawa dan lebak menjadi produktif, seperti di Sumatera Selatan,” kata Sarwo Edhy.

Untuk lahan rawa, Ditjen PSP telah menyiapkan bantuan 200 unit ekskavator besar dan 14 unit ekskavator mini dari pengadaan tahun 2018. Direncanakan akan dilakukan penambahan sebanyak 30 unit ekskavator mini pada tahun 2019.

Sarwo menyebutkan, Kementan telah menyalurkan bantuan ekskavator sebanyak 69 unit di Provinsi Sumsel. Berdasarkan pantauan, bantuan tersebut bekerja optimal untuk pengerukan saluran irigasi yang mengalami pendangkalan, pembuatan jalan usaha tani dan optimasi lahan rawa lebak dan lahan rawa pasang surut. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Delegasi Bangladesh Apresiasi Sektor Pertanian dan Pengelolaan Informasi Pertanian Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler