Komisi IV DPR RI Apresiasi Hasil Kerja Mentan

Senin, 12 Juni 2017 – 19:36 WIB
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman saat meninjau perkebunan tebu di lahan rawa yang berlokasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (22/5). Foto: Andrian Gilang/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo mengapresiasi kerja keras Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Amran Sulaiman.

Kementan telah berhasil meningkatkan produksi pangan, kesejahteraan petani.

BACA JUGA: Mentan Optimistis Swasembada Jagung dan Zero Impor 2018

Khususnya ketersediaan 10 pangan strategis di 2017 serta memasuki bulan Ramadan ini harga aman dan stabil.

"Hal lain, tahun ini Kementan berhasil mengangkat 6.069 penyuluh pertanian lapangan se-Indonesia menjadi calon pegawai negeri sipil yang sebelumnya berstatus tenaga harian lepas dan tenaga bantu,” kata Edhy Prabowo dalam Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian di Jakarta, Senin (12/6).

BACA JUGA: Pasar Murah Toko Tani Indonesia Diserbu Warga Jakarta

Edhy menyebutkan terobosan kebijakan yang paling menakjubkan adalah dilakukannya refocusing anggaran dan bantuan kepada masyarakat petani meningkat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Termasuk saat dilaksanakan melalui upaya khusus (UPSUS), maka dampaknya terhadap peningkatan produksi sangat nyata.

BACA JUGA: Toko Tani Indonesia Gelar Bazar Pangan Murah di CFD

Pada 2015 dan 2016 meskipun Indonesia diterpa iklim ekstrim El Nino dan La Nina, produksi padi tahun lalu mencapai 79,1 juta ton GKG.

Ini meningkat 4,97% dibanding 2015 sebesar 75,4 juta ton GKG.

Jumlah tersebut juga meningkat 11,7% dibanding produksi 2014 sebesar 70,8 juta ton GKG.

Begitu pun produksi jagung, lanjut Edhy di 2014 hanya 19 juta ton, tapi di 2016 mencapai 23,2 juta ton.

Produksi bawang merah di 2014 hanya 1,2 juta ton, lalu 2016 naik menjadi 1,3 juta ton.

Kemudian produksi berbagai komoditas lainnya seperti cabai, komoditas protein hewani dan perkebunan mengalami kenaikan.

“Kami dari Komisi IV pun sangat mengapresiasi, bahwa mulai tahun 2016 sampai dengan saat ini Indonesia tidak impor beras, sementara impor jagung turun hingga 67 persen. Di 2017 ini belum ada impor jagung,” sebutnya.

Edhy pun mengungkapkan ketersediaan pangan strategis menjelang Lebaran 2017 aman dan harganya stabil.

Pengamanan ketersediaan, stabilisasi harga dan mengatasi spekulan, pemerintah melalui Polri telah membentuk Satgas Pangan.

Salah satu kegiatanya yakni melakukan opetasi mendadak (SIDAK) ke pasar, gudang dan tempat yang diduga menjadi penimbunan pangan.

“Dengan kinerja Di bawah Menteri Amran ini, kami di Komisi IV DPR RI menerima usulan program dan anggaran Kementan 2018 dan semoga terlaksana dengan baik,” tambah Edhy.

Sebelumnya Mentan Amran dalam paparannya menyampaikan pada 1984 silam Indonesia mengimpor beras mencapai 414.000 ton, sedangkan di 2016 sampai dengan saat ini Indonesia tidak melakukan impor beras.

Demikian juga jagung, sampai dengan tahun ii tidak ada impor. Kemudian bawang merah sudah berhasil diekspor.

“Kita melihat hasilnya bahwa di lapangan harga stabil, produksi melimpah sehingga harga bawang merah jatuh di harga standar. Kita berusaha mudah-mudahan cuaca bersahabat supaya semua komoditas pangan strategis bisa swasembada. Tapi ingat, dua tahun lalu ada La Nina dan El Nino, kita mampu bertahan bahkan tidak impor,” kata Amran.

Terkait Satgas Pangan, Amran menjelaskan dibentuk untuk mengatasipasi kartel.

Menurutnya, dari seluruh komoditas pangan strategis hanya satu komoditas yang harganya mengalami kenaikan yakni bawang putih.

“Namun, saat ini di Surabaya harganya sudah turun Rp 20.000 per kilogram dari importir dan beberapa daerah pun harganya turun". pungkas Amran.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Era Menteri Amran, Impor Beras Wassalam


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler