Komisi IV Sebut Anggaran Riset Pertanian 2021 Minim, Segini Besarannya...

Kamis, 11 Februari 2021 – 14:24 WIB
Petani membajak sawah menggunakan traktor salah satu inovasi dari riset teknologi. Komisi IV meminta anggaran riset pertanian ditambah. Foto: jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Endang Setyawati Thohari menginginkan porsi anggaran riset di sektor pertanian dapat ditingkatkan.

Menurutnya, peningkatan anggaran sebagai upaya yang esensial untuk mengembangkan bidang bioteknologi pertanian Indonesia.

BACA JUGA: Mentan Syahrul: Balitbangtan Harus Terdepan Majukan Pertanian

"Keterlibatan peneliti dalam membangun iklim riset bioteknologi sangat krusial. Tanpa keterlibatan peneliti, tidak akan ada penerapan hasil inovasi yang strategis di Indonesia," kata Endang Setyawati Thohari, di Jakarta, Kamis (11/2).

Endang menyebut, porsi anggaran untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) masih minim, karena Kementan hanya mengalokasikan sekitar lima persen dari total anggaran pada 2021.

BACA JUGA: Dorong Ekspor Mangga, Balitbangtan Rekomendasikan Teknologi Hot Water Treatment

Di sisi lain, riset bioteknologi bidang rekayasa genetik untuk inovasi varietas lokal sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

"Sekaligus meningkatkan kualitas nilai hortikultura di Indonesia," sebut Endang.

BACA JUGA: Tiga Peneliti Utama Balitbangtan Dikukuhkan Menjadi Profesor Riset

Untuk itu, lanjut dia, pemerintah dan pusat seharusnya bersinergi untuk memberikan kebijakan yang memotivasi partisipasi riset dan inovasi bioteknologi. Perlu ada dukungan terhadap peneliti, serta menggalakkan pembangunan infrastruktur riset yang memadai.

"Maka mengalokasikan dana penelitian penting agar mereka fokus berkolaborasi dan membangun iklim riset bioteknologi di Indonesia yang optimal," ungkapnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data Kementerian Pertanian, Balitbangtan diperkirakan memiliki sekitar 560 peneliti dengan latar belakang pendidikan doktor, 1.153 peneliti dengan latar belakang magister, dan 1.579 peneliti dengan latar belakang sarjana.

Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Inovasi dan Riset Nasional Bambang Brodjonegoro menyatakan keinginannya untuk meningkatkan anggaran dan kualitas belanja penelitian dan pengembangan guna mendorong hilirisasi hasil riset.

"Sasaran pokok yang kita kejar adalah tercipta ekosistem inovasi yang bisa mendorong hilirisasi hasil riset yang jadi harapan semua," kata Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR di Jakarta, 18 Januari 2021.

Bambang mengatakan, peningkatan anggaran dan kualitas belanja penelitian dan pengembangan akan melahirkan kapabilitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkontribusi langsung pada perekonomian.

Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi juga didorong untuk mengubah paradigma ekonomi Indonesia yang masih berbasis sumber daya alam menjadi berbasis inovasi.

"Arah kebijakan dan strategi nasional akan berfokus pada peningkatan akselerasi ekosistem riset dan inovasi serta peningkatan jumlah dan kualitas belanja penelitian dan pengembangan," tuturnya.

Untuk mewujudkan ekosistem riset dan inovasi, Bambang mengatakan pendekatan tripelheliks menjadi kunci, yaitu pemerintah, peneliti atau akademisi, serta dunia usaha.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler