jpnn.com, TERNATE - Ketua tim kunjungan kerja spesifik Komisi XI DPR RI, Melchias Mekeng mengkritik Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Maluku Utara yang belum efektif terutama dalam menekan inflasi, karena kebutuhan pokok sebagian besar dipasok dari luar daerah.
“Saya melihat yang menjadi kendala inflasi di sini bisa melonjak tinggi karena hampir 98 persen bahan pokok yang ada diimpor dari luar Maluku Utara. Kebutuhan pokok didatangkan dari Sulawesi Utara , Sulawesi Selatan dan Surabaya di mana hal itu akan menambah beban masyarakat,” katanya dalam pertemuan di Grand Dafam Hotel, Ternate, Maluku Utara, Jumat (9/6).
BACA JUGA: Setya Novanto Safari Ramadan ke Pesantren Rahmatullah Demak
Politikus dari Fraksi Golkar itu mempertanyakan bagaimana caranya agar barang-barang kebutuhan pokok bisa di produksi di sini, dengan beberapa kearifan lokal. Jadi pemerintah daerah dengan anggaran yang ada bisa memfokuskan pengadaan bahan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat bisa diproduksi di daerah sendiri.
“APBN-nya sudah terkotak-kotak dari berbagai macam sektor pendidikan, kesehatan, pembayaran hutang dan lain-lain akhirnya porsi pembangunannya juga semakin sedikit dan kebutuhan pembangunan infrastuktur masih tertinggal. Kalau semuanya dikembalikan ke pusat apa artinya otonomi daerah yang dulu kami gaungkan bahwa kalau otonomi jauh lebih enak,” ungkap Mekeng.
Menurutnya hal ini kembali kepada visi dari pemimpinnya agar jangan berharap dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Harus menggali kekayaan alam yang ada, jadikan sumber pendapatan asli daerah untuk memperkuat menjadi sebuah daerah yang maju. (adv/jpnn)
BACA JUGA: Sarana Pendidikan di Daerah Terpencil Tidak Sesuai Standar
BACA JUGA: Sutan Adil Tolak Rencana Pelibatan Presiden Dalam Pengangkatan Rektor PTN
BACA ARTIKEL LAINNYA... Semangat Revitalisasi Dorong Optimalisasi Produktivitas Gula
Redaktur : Tim Redaksi