jpnn.com, BALI - Usulan Plt Ketum PSSI Joko Driyono untuk membentuk Komite Adhoc Integritas dan diputuskan sebagai hasil Kongres PSSI dinilai terlambat dan terkesan malah bisa menjadi penghalang Satgas Antimafia Bola.
Anggapan itu dilontarkan pengamat sepak bola M Kusnaeni. Dia khawatir munculnya Komite ini justru menghambat kinerja Satgas Antimafia Bola yang sudah bekerja cemerlang.
BACA JUGA: Kick-off Liga 1 dan Liga 2 Dipastikan Bergulir Awal Mei
"Membentuk Komite Adhoc Integritas itu sah saja dan kewenangan PSSI untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada. Yang penting jangan sampai menghalangi kerja Polri dan Satgas dalam memberantas match fixing yang sudah menjadi seperti kanker dalam tubuh sepak bola Indonesia," ungkapnya, Minggu (20/1).
Kusnaeni melihat, timing pembentukan tidak tepat karena sudah ada Satgas Antimafia Bola. Dia pun mengira, gerak cemerlang Satgas, bakal sulit diimbangi oleh Adhoc Integritas.
BACA JUGA: Piala Presiden 2019 Bakal Bergulir Sebelum April
"Timing-nya agak terlambat karena Satgas sudah melangkah sangat maju dalam upaya pemberantasan match fixing. Jadi, Komite Adhoc yang baru dibentuk PSSI jangan sampai membuat langkah blunder dengan menghalangi atau mempersulit upaya pemberantasan match fixing," ungkapnya.
Jangan sampai, kebijakan Ketum PSSI Edy Rahmayadi yang baru mundur dari jabatannya dengan membuka seluasnya akses Satgas Antimafia Bola masuk ke wilayah PSSI untjk memberantas match fixing jadi sia-sia.
BACA JUGA: Hasil Kongres Tahunan PSSI Setelah Edy Rahmayadi Mundur
"Ketum Edy Rahmayadi sudah membuat langkah berani dengan membuka pintu selebar-lebarnya kepada Satgas untuk membongkar kasus match fixing secara tuntas. Jangan sampai terpilihnya Joko Driyono malah menghalangi langkah yang sudah tepat ini," tandasnya. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kongres Tahunan PSSI: Bahas Agenda Lanjutan Dilaksanakan Tertutup
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad