Komite Pemulihan Ekonomi Prioritaskan 2 Program Utama

Rabu, 29 Juli 2020 – 21:40 WIB
Ilustrasi UMKM di Tuban, Jatim. Foto dok SIG

jpnn.com, JAKARTA - Komite Pemulihan Ekonomi Nasional akan memprioritaskan 2 fokus program utama, yang akan dikonsentrasikan dalam waktu dekat.

Program utamanya, berupa bantuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Produktif.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Desak Pemerintah Segera Selamatkan UMKM

Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin menjelaskan pada fokus program pertama, setiap penerima bantuan akan menerima dana sebesar Rp2,4 juta per orang.

Bantuan itu adalah hibah dan bukan berupa kredit. Bantuan dapat digunakan memenuhi kehidupan sehari-sehari, tetapi dapat juga digunakan UMKM untuk mulai berusaha.

BACA JUGA: Terlalu! Pengusaha Ini Pakai Dana Bantuan Covid-19 untuk Beli Lamborghini

"Arahan bapak presiden, usahakan cepat mulai, dan secara bertahap bisa dinaikkan, kalau bisa sepuluh sampai dua belas juta UMKM bisa mendapatkan bantuan usaha ini," jelas Budi dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (29/7).

Fokus program kedua, kata Budi, akan mulai menyalurkan kredit usaha berbunga rendah kepada UMKM.

BACA JUGA: Muhaimin Iskandar: Pemerintah Harus Lakukan Pendampingan Terhadap UMKM

Program itu menurutnya bukan hibah, melainkan pinjaman menggunakan mekanisme yang sudah ada.

Targetnya mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan pengusaha yang memiliki usaha rumah tangga.

"Rencana kami, program berbunga rendah ini, akan kami integrasikan dengan program bantuan UMKM yang tadi," lanjutnya.

Dia memerinci urutannya, program bantuan UMKM diberikan pada mereka yang baru di-PHK, atau yang baru memulai usaha, setelah usahanya jalan, barulah ditawarkan program kredit berbunga rendah UMKM.

"Kredit ini besarannya sekitar Rp 2 juta, dan bisa kita tambahkan. Sesuai kebutuhan modal kerja mereka," kata Budi.

Wakil Menteri BUMN ini mengharapkan, dua program dapat mencapai dua perintah Presiden Joko Widodo dalam pemulihan ekonomi.

Pertama bisa menjaga pendapatan masyarakat, baik yang kehilangan pekerjaan atau tinggal di rumah tangga.

Kedua, bisa membantu mereka yang menjadikan bantuan ini modal awal untuk usaha ekonomi produktif.

"Dua program tersebut yang akan kami dorong, dan kami akan monitor ketat pelaksanaannya, dalam dua sampai empat minggu ke depan. Dan mudah-mudahan angkanya bisa segera dilhat," harapnya.

Selain itu, Budi menyampaikan bahwa Komite Pemulihan Ekonomi diarahkan Presiden Jokowi agar mempercepat dan mengoptimalkan serapan anggaran, untuk stimulus hingga akhir tahun 2020.

Untuk Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi juga diberikan pesan khusus agar dapat menjaga pertumbuhan ekonomi, terutama pada kuartal ketiga hingga akhir bulan September, agar pertumbuhan ekonomi tidak menjadi negatif.

Dia melanjutkan, krisis ekonomi saat ini berbeda dengan krisis ekonomi sebelumnya, seperti krisis ekonomi tahun 1998, tahun 2008 dan tahun 2013.

Yang mana sebelumnya disebabkan karena krisis keuangan. Sementara saat ini krisis ekonomi disebabkan krisis kesehatan.

"Masalah saat ini karena krisis bidang kesehatan, masyarakat tidak berani keluar, kontak fisik tidak terjadi, sehingga kegiatan ekonomi berkurang drastis," katanya. 

Oleh karena itu, penting membangkitkan kembali rasa aman di masyarakat.

Agar masyarakat kembali melakukan aktivitasnya, kegiatan ekonomi berdenyut kembali, dan ruang fiskal pemerintah kembali ke level normal. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler