jpnn.com, TULUNGAGUNG - Satreskrim Polres Tulungagung menangkap dua dari tujuh anggota komplotan perampok spesialis nasabah bank dengan modus pecah ban di daerah Baturetno, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu dini hari (7/11).
Kepala Polres Tulungagung AKBP Eva G Pandia menjelaskan, kedua pelaku ditembak karena berusaha melawan polisi dan mencoba melarikan diri.
BACA JUGA: Ini Dia Pelaku Begal Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko, Ternyata
"Tiga pelaku lain ditangkap jajaran Satreskrim Polres Kediri, dan dua lain di Bandung, Jawa Barat. Total ada tujuh pelaku yang tergabung dalam satu komplotan ini dan telah beraksi di tujuh TKP," kata Pandia dalam keterangan pers, Senin (9/11).
Saat operasi penangkapan berlangsung, Tim Macan Agung Satreskrim Polres Tulungagung dibantu Jatanras Polda DIY serta Unit Resmob Polres Bantul.
BACA JUGA: Prajurit TNI Dikeroyok-Dianiaya di Tengah Jalan
Dari tujuh pelaku yang ditangkap, lima di antaranya berasal dari daerah yang sama, yakni dari Provinsi Bengkulu, yaitu Rejang Lebong, Lubuk Linggau, serta Bengkulu.
Mereka beraksi secara berkelompok dengan membagi tugas berbeda sebelum beraksi. Seperti yang mereka lakukan saat menggasak tas berisi uang yang baru diambil Widodo (42) di salah satu bank di Tulungagung, Selasa (3/11).
BACA JUGA: Mahasiswi Cantik Melintas di Jalanan Sepi, Seorang Lelaki Membuntuti, Terjadilah
Komplotan ini biasa membagi tugas dan memiliki peran berbeda, di antaranya memetakan situasi di bank, mengamati nasabah yang mengambil uang di kasir, serta menancapkan paku yang dipasang di alas kaki lalu diselipkan di depan ban mobil korban saat berhenti di lampu merah.
Mereka bekerja secara terorganisasi. Ada yang menggambar situasi di dalam bank, memantau di parkiran kendaraan untuk memastikan posisi tas berisi uang nasabah, menguntit kendaraan korban, hingga melakukan eksekusi mencuri saat korban menghentikan kendaraan untuk memeriksa ban yang bocor.
"Komplotan ini pernah beraksi di Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Blitar, dan bahkan di Bandung, Jawa Barat. Modus mereka semua sama, kempis ban. Sebagian merupakan residivis," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti