Komunikolog: Puan Itu Ibarat Padi yang Merunduk

Senin, 18 Juli 2022 – 06:26 WIB
Pengamat politik sekaligus pendiri survei Kedai Kopi Hendri Satrio menilai Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai sosok yang berkualitas dan layak menjadi Capres dalam kontestasi Pilpres 2024. Ilustrasi Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Komunikolog Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai hasil survei elektabilitas sejumlah lembaga kepada para kandidat bakal calon presiden merupakan potret sesaat saja.

Sebab, hasil tersebut tidak bisa mutlak menjadi acuan kemenangan seseorang dalam kontestasi politik, baik itu di Pilkada maupun Pilpres.

BACA JUGA: Anies Diyakini Sapu Bersih Suara di Sumatra pada Pilpres 2024

“Itu hanya bahan untuk memprediksi elektabilitas pada Pilpres yang akan datang, tetapi tidak mutlak elektabilitas yang tinggi pada Pilpres kemudian menang. Belum tentu,” kata Emrus kepada wartawan di Jakarta, Minggu (17/7/2022).

Tidak hanya itu, Emrus juga menyebutkan elektabilitas seseorang tinggi merupakan hasil daripada konstruksi sosial yang diwacanakan dan bahkan framing sehingga menjadi perbincangan di ruang publik, terutama di media sosial.

BACA JUGA: Puan Maharani Menyumbang Sapi Kurban Berbobot 1,3 Ton ke PDIP Jateng

Lantaran sering diperbincangkan, sambung dia, maka itulah yang dikenal, sehingga orang akan memengaruhi prilaku pemilih.

"Nah, itulah saya sebut tokoh-tokoh yang semacam ini seperti padi yang tidak berisi. Kenapa? Kalau padi berisi itu kan makin merunduk. Elektabilitas itu kan diwacanakan seperti padi yang lurus ke atas yang tidak ada isinya (kosong)," papar Emrus.

BACA JUGA: Puan Maharani: Polri Harus Kedepankan Hal-hal Humanis

Lebih lanjut, Emrus juga menjawab pertanyaan soal bagaimana perolehan elektabilitas Ketua DPR RI Puan Maharani di sejumlah survei yang masih berada di papan bawah.

Menurut Emrus, Puan Maharani sosok seorang pekerja keras sehingga dalam keberhasilan kinerjanya acapkali tidak terpublikasi di ruang publik.

Bahkan, dari pengamatannya, putri Megawati Soekarnoputri ini tidak mengejar elektabilitas maupun popularitas dari setiap tindakan maupun kebijakannya.

Kondisi inilah yang kemudian dimanfaatkan dan dinikmati oleh orang-orang yang elektabilitasnya tinggi sehingga publik terbius pada hasil survei elektabilitasnya saja.

Contohnya, banyak tokoh atau pakar akademisi di kampus-kampus hebat, tetapi tidak terekspos.

“Yang yang terkenal siapa? Ya, Emrus yang lain. Lebih dari Emrus banyak. Seperti itulah analoginya,” ujar Emrus.

Sementara sosok Puan Maharani, lanjut Emrus, tidak begitu mengoptimalkan atau memanfaatkan sosmed itu, tetapi lebih fokus pada bekerja.

Dia menyebut Puan pernah menjadi anggota DPR RI, Ketua Fraksi PDIP DPR RI, hingga menjabat sebagai Menko PMK, dan kini sebagai Ketua DPR RI selalu bekerja pro terhadap rakyat.

“Sebagai Ketua DPR RI, banyak program prorakyat yang dikawalnya, seperti UU TPSK dan mengawal RUU KIA, bukankah itu program kerakyatan," ujar Emrus.

Nah hanya saja, kata Emrus, Puan Maharani bukan sosok seperti tokoh-tokoh yang lain yang menjadi perbincangan.

“Dia (Puan) itu ibarat padi yang merunduk,” ujar Emrus.

"Puan tidak diperbincangkan orang. Ini kan soal persepsi. Persepsi memengaruhi elektabilitas. Nah, itu yang terjadi,” ujar Emrus.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler