Komunitas Keren ala SwaDukuhKupang

Ambil Filosofi Semut dalam Bantu Tetangga

Sabtu, 29 September 2018 – 10:56 WIB
Anggota komunitas SwaDukuhKupang saat menolong tetangga. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Komunitas pemuda peduli tetangga bernama SwaDukuhKupang ini layak ditiru kampung mana saja. Pasalnya, mereka mau merawat, menolong, dan menjadi solusi bagi tetangganya yang bernasib kurang beruntung. 

MUHAMMAD AZAMI RAMADHAN 

LAMBANGNYA sederhana saja. Empat semut yang membopong bejana bersama dalam sebuah lingkaran. Melambangkan sifat gotong royong untuk mengangkat beban yang paling berat sekalipun. Lambang tersebut sudah menjelaskan sifat dasar komunitas itu.

''Meskipun kami kecil seperti semut, kalau ngangkatnya bareng-bareng, beban seberat apa pun bisa diangkat,'' uajr Dodot Miswari, salah satu pentolan komunitas tersebut. Pria 30 tahun itu lantas bercerita tentang berdirinya komunitas yang dipandegani empat orang tersebut, termasuk dirinya.

Selain Dodot, ada Jujuk Alim Bukhori. Dia adalah jebolan relawan KSR-PMI dan menguasai teknik kesehatan dasar serta dapur umum. Lalu, Seger Hartono yang jago di bidang pertukangan. Kemudian, Argo Prasetyo pernah aktif di taruna siaga bencana (tagana). Empat orang tersebut dibantu belasan pemuda lainnya yang punya empati sosial tinggi.

Yang menjadi sasaran kegiatan mereka ya tetangganya sendiri. Mereka melakukan apa saja. Merawat tetangganya yang sakit. Juga, melakukan bedah rumah Tentu dengan skala yang kecil. Maklum, komunitas itu tidak berkantong tebal. Di lingkungan sekitar mereka, cukup banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Terakhir, rumah tetangga yang mereka bedah adalah milik Yohana Astridina yang oleh warga disebut Mbak Yul. Dia merupakan mantan penyiar TVRI yang sudah tua. Rumahnya yang reot dibedah komunitas tersebut awal 2018. ''Dulu, jika ngelihat kondisi (rumah Mbak Yul, Red), tidak tega. Paling yang mau tinggal hanya kucing dan tikus,'' kata Argo. ''Sangat tidak tega pokoknya. Penuh debu, ventilasi buruk,'' tambahnya.

Mereka lantas menggalang dana dan tenaga. Tidak banyak yang terkumpul, tetapi cukup untuk menyulap rumah Mbak Yul untuk menjadi lebih layak huni. Kuda-kudanya dirobohkan, kemudian diperbaiki. Rumahnya dibersihkan. Dibuatkan ventilasi yang baik, dibangunkan plafon yang baru, kemudian diberi perabot rumah tangga yang baru.

Tentu, kondisi itu membuat Mbak Yul terharu. Empat pemuda tersebut dan belasan orang yang membantu menjadi favorit Mbak Yul. Sering dicari untuk diberi makanan. ''Yang paling sering dicari Argo dan Seger. Sampai uber-uber-an,'' kata Dodot, lantas tertawa.

Bukan itu saja aksi sosial komunitas tersebut. Mereka juga kerap merawat warga yang sakit dan tidak ada yang merawat. Bahkan, awal aksi sosial mereka bisa dibilang bermula dari merawat orang yang sakit. Ketika itu Jujuk Alim Bukhori bertemu seorang warga miskin yang sakit diabetes parah. Kakinya gangrene. Bahkan, jari-jari kakinya sampai putus dengan sendirinya. Jujuk kemudian mengajak tiga rekannya tersebut untuk merawatnya.

Selain merawat luka, mereka membantu merujuk ke rumah sakit dengan berbekal SKTM. ''Sempat membaik, tetapi karena sudah parah, Sing Kuwasa berkehendak lain. Dia meninggal,'' katanya. Ada kejadian unik. Mereka tidak tahu bahwa warga tersebut beragama Kristen dan sempat merawat jenazah dengan cara Islam. Akhirnya, jenazah dimakamkan secara Kristen. ''Wis, gakpopo wis. Wong gak eruh. Yang penting kami sudah berupaya untuk berbuat,'' papar Argo.

Sekitar dua bulan lalu mereka mendapat kabar ada seorang warga yang tidak pernah terlihat keluar rumah selama beberapa hari. Mereka lantas berkumpul untuk mencari tahu penyebabnya. Namun, mereka tidak bisa masuk. Sebab, rumah terkunci dari dalam. Mereka lantas mendobrak rumah tersebut. Ternyata, penghuninya seorang diri dan mengalami sakit parah sehingga tidak bisa bangkit dari ranjang. ''Tidak jelas sakitnya. Seperti tifus, tetapi juga muntah-muntah. Pokoknya sudah lemas dan tidak bisa bicara,'' lanjutnya.

Mereka datang tepat waktu. Orang tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit. Dia pun kembali pulih. Itu merupakan hadiah yang paling menyenangkan bagi mereka. ''Melihat yang terbantu kembali pulih dan membaik itu saja kami sudah senang,'' ucapnya. (*/c15/ano) 

BACA JUGA: Bank Muamalat Dekati Komunitas Agar Nasabah Bertambah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Komunitas  

Terpopuler