Konferensi TIK Se Asia - Afrika Di Jakarta

Selasa, 18 November 2008 – 16:53 WIB
JAKARTA - Guna memperkecil kesenjangan digital (digital divide) penggunaan perangkat lunak ilegal dan terbatasnya infrastruktur pendukung Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di beberapa negara berkembang di kawasan Asia Afrika, PT Solindo Duta Convex bekerjasama dengan Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) menggelar Asia-Africa Conference on Open Source (AAOS) di Auditorium KNRT, Jakarta, Rabu dan Kamis (18-19/11).

"Penyelenggaraan Asia-Africa Conference on Open Source selama dua hari merupakan pelaksanaan dari rekomendasi konferensi Asia-Afrika 2005 tentang implementasi program Pengetahuan Berbasis Information Sistem (KBIS) Word Summit on the Information Society (WSIS) di Genewa 2003 yang menyatakan pembangunan berkelanjutan dan kebebasan negara-negara berkembang dalam mempromosikan dan penggunaan Teknologi Open IT seperti Open Source Software (OSS), Open Protocols dan Open Hardware," ujar Dirut PT Solindo Duta Convex, Chairul Umaiya, di Jakarta Selasa (18/11).

Konferensi ini, lanjutnya, rangkaian dari kegiatan terkait antara lain penyelenggaraan Asia Source II di Sukabumi Januari 2007, Asia Open Source Software Symposium (AOSSS) di Bali Februari 2008 dan Asean Workshop on Open Source Software, Agustus 2008 di Puspitek Serpong.

Target yang hendak dicapai dalam konferensi ini antara lain terbangunnya kerjasama yang lebih erat diantara negara-negara Asia-Afrika dalam memperkuat dan meningkatkan kemampuan teknologi informasi"Khususnya negara-negara fokus pada penggunaan TIK berbasis open source," kata Chairul Umaiya.

Selain itu, negara-negara Asia-Afrika perlu menyusun strategi dalam berinteraksi dan bertukar pikiran tentang Open IT sekaligus persiapan untuk penyelenggaraan World Summit on Open Source 2009 yang akan diselenggarakan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Departemen Komunikasi dan Informasi serta instansi terkait.

Hari pertama Asia-Africa Conference on Open Source 2008, setelah dibuka secara resmi oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, berturut-turut menampilan delapan pembicara yakni Prof A Min Tjoa dari Vienna University of Technology Austria, Giri Suseno dari The National Information and Communication Technologi Council DeTIKNas, Crowford Beveridge (Senior VP and Chairman APAC-Sun Microsystems Inc USA, Jaijit Bhattacharya PhD dari Government Strategy India and Asia South, Aslam Raffe dari CEO Departement of Science and Technologi South Africa, Dr Van Hoai Tran dari HCMC University of Technologi Vietnam, Betti Alisjahbana dari Indonesian Association for Open Source dan Steve Faris dari Vice President - Sales & Operations, Asia Pacific/Japan-Ingres Corporation.

Pada hari kedua Rabu (19/11), akan tampil delapan pembicara lain yakni Dr Zaenal Hasibuan dari University of Indonesia, Dr Benhard Sitohang dari POSS ITB, Hasannudin Saidin dari Government Program Executive IBM Asean, Prof Rabiee dari Sharif University Islamic Republic of Iran, Kazuhiro Oki, GM Center of the International Cooperation for Computerization Japan, Fenno Brunken dan Inwent Capacity Building Int'l Germany, Omar Hasan dari The Palestina Information and Communications Technologi Incubator, Onno Purbo dari Indonesian Open Source Expert

BACA JUGA: Pencari Jejak Kehidupan di Planet Mars Dinyatakan Hilang

(Fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ponsel Touchscreen dari Pabrikan Lokal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler