WASHINGTON - Seorang anggota Kongres Amerika Serikat, Dana Rohrabaker mendesak pemerintahan di bawah Presiden Barack Obama untuk segera memulai penyelidikan atas dugaan korupsi yang dilakukan presiden Afghanistan, Hamid Karzai. Diduga, Karzai yang memimpin negeri yang tengah berperang melawan kaum Taliban itu menggelapkan bantuan AS untuk kepentingan pribadi dan keluarganya.
Seperti dikutip AFP Minggu (11/3) Dana Rohrabaker melalui laman internet pribadinya menyatakan bahwa permintaan penyelidikan tersebut telah secara resmi ia sampaikan kepada Badan Akuntabilitas Pemerintah Rabu (7/3) lalu. Desakan ini dilakukan sehubungan dengan proposal anggaran pemerintah 2013 yang diajukan Presiden Obama ke Kongres. Dalam RAPBN tersebut, tertulis alokasi dana bantuan sebesar $2.5 miliar untuk Afghanistan.
Rohrabacher yang merupakan ketua sub-komisi luar negeri Kongres atau DPR-nya AS tersebut mengatakan, pemerintah harus berlaku cermat dalam menentukan besarnya bantuan kepada Afghanistan. “Uang para pembayar pajak tidak boleh sedikitpun disalah-gunakan oleh pemimpin suatu negara yang telah banyak dibantu oleh AS,” ungkapnya.
“Sebelum memberikan lebih banyak lagi uang kepada mereka, kita membutuhkan sebuah laporan yang mampu merinci berapa banyak dana bantuan AS yang telah dicuri oleh keluarga Karzai,” tambah Rohrabacher yang menyebut dugaan korupsi yang ia lancarkan kepada Karzai didasarkan atas laporan media dan informasi rahasia yang terungkap dalam situs Wikileaks.
 
Sebelumya, harian The New York Times pada Rabu (/3) lalu melaporkan bahwa saudara laki-laki Hamid Karzai, Mahmoud Karzai, telah mendaptkan fasilitas pinjaman lunak dari pemerintah untuk membeli saham Bank Kabul, bank swasta terbesar di negara bekas jajahan Uni Soviet itu. Bank tersebut sebelumnya nyaris bangkrut sebelum mendapat dana talangan pemerintah yang sebagian berasal dari bantuan negara barat.
The New York Times juga membeber dugaan kolusi antara pejabat bank dan oknum pemerintahan dalam menggelapkan dana bantuan negara asing yang ditujukan untuk mendukung aktivitas militer AS dan negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penerbangan Tertunda Akibat Pramugari Stres
Redaktur : Tim Redaksi