Kongres INI Deadlock Lagi

Senin, 16 Juli 2012 – 20:55 WIB

JAKARTA -  Seperti telah diduga sebelumnya,  kongres Ikatan Notaris Indonesia ( INI ) yang berlangsung Senin (16/7) sore tadi berakhir dengan deadlock. Ini merupakan deadlock yang kali kedua, setelah sebelumnya  kongres INI di Yogyakarta juga mengalami hal yang sama.

“Kongres tidak dapat diteruskan, karena ada pihak-pihak yang menjadi pengacau kongres,” kata anggota Presidium  kongres INI Firdhonald.  Diduga, ada kepentingan di luar INI yang memiliki kepentingan dan berkeinginan kuat  memanfaatkan notaris sebagai pijakan untuk pundi-pundi mencari uangnya.

Menurut Firdhonald, terjadi aksi pendudukan kongres yang dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin menganggagalkan kongres.  Pihak pengacau ini, kata Firdhonald, menduduki ruang  sidang dan digunakan untuk orasi. “Mereka membajak presidium dan memaksa Presidium tetap menggelar sidang sekalipun melanggar AD/ ART organisasi.”

Firdonald menyayangkan aksi orasi yang menduduki lokasi kongres ini diikuti oleh dua anggota presidium, Abdul Aziz Sulaiman dari NTB dan Hafendi dari Banten.  “Mereka menganggap sidang bisa dilanjutkan, sekalipun tanpa dipimpin oleh ketua Presidium,” ujarnya.

Namun, lanjut Firdhonald, berdasarkan aturan AD/ART organisasi sidang pemilihan ketua umum INI yang berhak memimpin sidang adalah ketua umum Presidium yang dibantu oleh sekretaris, dan bendahara presidium. Untuk menghindari pertikaian yang lebih parah dan memalukan,  lanjut Firdhonald, akhirnya Presidium memutuskan  mencabut seluruh keputusan Presidium sekaligus membubarkan kongres pada sore harinya. “Presidium juga memutuskan untuk memberikan mandate kepada tujuh calon ketua umum untuk memimpin organisasi secara kolektif,” Firdhonald menjelaskan.

Kongres pemilihan calon Ketua umum INI sebenarnya merupakan kongres lanjutan di Yogyakarta yang juga mengalami deadlock  akibat dugaan politik uang. Menurut sumber-sumber di lingkungan para notaris, praktik politik uang dilakukan oleh salah seorang calon ketua umum.

“ Saya juga tidak tahu, mengapa dia begitu ngotot sampai membabi buta untuk memaksakan diri untuk merebut kursi ketua umum INI. Sebegitu pentingkah menjadi ketua umum INI saat sekarang,” kata seorang notaris yang enggan disebut namannya terheran-heran.

Sumber lain menyebutkan, ada kepentingan diluar  organisasi yang ingin memanfaatkan dan menunggangi  notaris. Karena saat ini notaris memang memiliki peran strategis terutama dalam urusan pertanahan nasional. “Bahkan, sebelumnya ada isu diantara kita ini ada yang sudah diplot jadi ketua Badan Pertahanan Nasional (BPN). Setelah gagal jadi ketua , sekarang muncul isu jadi calon wakil ketuanya,” kata sumber tadi.

Lebih parahnya lagi, tersiar kabar bahwa orang yang dicalonkan menjadi ketua BPN itu sudah setor dana tertentu kepada salah seorang yang mengaku dekat dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Orang yang  disebut-sebut dekat Ibu Negara itu,  kini menjadi anggota DPR RI.

“Sebenarnya kabar itu sudah terbantahkan. Karena orang yang disebut-sebut mau jadi ketua BPN itu toh nggak jadi juga. Tapi, sekarang orang dekat Ibu Negara itu  katanya menjanjikan menjadi wakil ketua BPN. Harusnya dia belajar pengalaman terdahulu, bisa saja janji-janji itu palsu lagi, jadi tidak perlu ngotot dan mengorbankan organisasi,” kata notaris ini kesal.

Kabar ini memang belum terkonfirmasi. Namun, gelagat kebenaran kabar itu sangat terasa dalam suasana kongres. Dengan mengantongi jabatan sebagai Ketua Umum INI dan menjadi wakil BPN tentu akan lebih leluasa untuk memuluskan rencana bisnisnya. Jika benar demikian, betapa ternodanya profesi notaris yang selama ini lebih menjunjung tinggi kejujuran itu. “Saya juga heran, kok notaris saja di acak-acak,” kata Mantan Ketua Umum INI Tien Norma Lubis dalam sebuah kesempatan. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anas: Kaos Masdem, Masih Demokrat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler