KONI Turun, KPSI Genjot Laporan

PSSI Mulai Verifikasi 452 Suara Anggota

Kamis, 05 Januari 2012 – 05:59 WIB

JAKARTA-Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olahraga Internasional berharap PSSI berpegang pada aturan yang ada. Sebagai induk dari induk olahraga di Indonesia, KONI memastikan akan ikut peduli dengan kondisi yang terjadi di persepakbolaan nasional.

Seperti diketahui, PSSI dinilai melanggar hasil mandat Kongres Bali dan pelaksanaan roda organisasi yang tidak sesuai dengan Statuta PSSI. Karena penilaian tersebut, akhirnya memunculkan mosi tidak percaya dari anggotanya. Imbasnya rencana Kongres Luar Biasa (KLB) sudah di depan mata, tepatnya 6 Maret, 2012.

“Muncul mosi tidak percaya karena persoalan-persoalan yang tidak bisa diselesaikan, atau sebenarnya masalah bisa diselesaikan karena kita sudah punya yang namanya Kongres, yang disepakati dan aturan-aturan sudah tertuang dalam AD/ART. Kenapa harus kita langgar,” ujar Ketua KONI/KOI Tono Suratmandi Jakarta, Rabu (4/1).

Munculnya KLB dan mosi tidak percaya yang dituangkan 452 anggota PSSI dalam Rapat Akbar Sepakbola Nasional (RASN) 2011, menyusul sikap ‘cuek’ dari PSSI pusat terhadap keinginan anggotanya. Selain 18 anggota klub profesional yang memutuskan bertahan di Indonesia Super League (ISL), sikap tidak akomodatif yang diperlihatkan PSSI pusat saat ada upaya dari Penggurus Provinsi menanyakan beberapa hal terkait organisasi. PSSI justru sibuk bermain dengan PT Liga Prima Sportindo Indonesia lewat Indonesia Premier League yang dinilai anggota bertentangan dengan program hasil Kongres Bali 2011.

Sementara itu, Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) terus bergerak memproses tuntutan 452 Anggota PSSI yang menuntut digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB). Selain fokus dengan agenda di atas, KPSI juga terus memproses laporan-laporan lain terkait gugatan hukum yang dilayangkan kepada penggurus PSSI di bawah pengelolaan Ketua Umum Djohar Arifin Husin.

”Hari ini FIFA baru kembali dari libur akhir tahun, AFC sebenarnya dari kemarin tapi pengurus mereka belum berkantor semua. Dalam satu minggu ke depan, proses akan berlanjut. Yang terpenting, ini bukan soal KPSI boleh atau tidak sama mereka. Yang terpenting kami mencoba meloporkan yang terjadi disini, dan menjadi jembatan atas keinginan 2/3 lebih anggota PSSI yakni 452 anggota, yang menginginkan perubahan di PSSI,” ujar Hinca Panjaitan, Sekjen KPSI di Jakarta, Rabu (4/1).

Dari penjelasan Hinca, sesuai aturan yang ada, hal terpenting bukan lah FIFA tapi bahwa keinginan 2/3 anggota PSSI, yang ternyata secara konstitusi merupakan kekuatan tertinggi yang tidak bisa dihentikan siapa pun. “Kami tetap terus bekerja susuai aturan yang ada. Selain itu, kami juga sedang memproses laporan Pelita Jaya FC terkait masalah Diego Michiels," ujarnya.

Kelanjutan kabar bahwa Diego sudah mengikat kontrak dengan salah satu klub Indonesia Premier League (IPL), Persija versi IPL, Hinca mencoba menjelaskan. “Fakta menandatangani kontrak dengan klub manapun adalah hak semua pemain untuk berkontrak dengan siapa saja. Tapi ada aturan, jika engkau meninggalkan klub lama pun, dan bergabung ke klub lain,  harus ada surat bebas transfer atau semacam bebas tanggungan, selama itu belum ada, maka belum sah dan pertandingan tidak sah,” tandas Hinca.

Sementara itu, PSSI akhirnya membentuk tim khusus guna membendung aksi yang dilancarkan Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI). Menurut Ketum PSSI Djohar Arifin Husin, tim khusus yang dibentuk sudah mulai berjalan.

Mereka bertugas menanggapi seluruh permintaan KPSI yang diklaim telah didukung 2/3, termasuk memverifikasi dokumen hasil pertemuan Forum Pengprov PSSI (FPP) di Hotel Pullman 18 Desember lalu.

PSSI juga tidak melarang tindakan yang dilakukan KPSI pimpinan Tony Apriliany tersebut. "Itu hak mereka melakukan itu semua jadi kita tidak bisa halangi, jadi silakan saja. Tapi kami juga punya hak, di mana kami merupakan organisasi yang sah yang diakui oleh FIFA," kata Djohar di PSSI dua hari yang lalu.

Selain itu, PSSI juga mengakui pernah menerima surat dari KPSI pada 23 desember 2011 lalu, terkait perizinan melakukan KLB untuk diserahkan ke Court of Arbitration for Sports (CAS) Pengadilan Tinggi Olahraga. Di mana hari tersebut sudah masuk hari libur tahunan. Sehingga PSSI baru menanganinya.

"Kami sudah mempersiapkan tim verifikasi yang dipimpin oleh pak Sekjen (Tri Goestoro) untuk menangani masalah ini. KPSI telah menyerahkan surat itu ke kami berikut data-data pendukungnya," ungkapnya.

Mengenai batas waktu klub-klub Indonesia Super League (ISL) agar kembali ke kompetisi resmi, yakni Indonesia Premier League (IPL), pihaknya juga yakin bisa merangkul mereka. Apalagi, tenggat waktu masih beberapa hari lagi. "Kami sudah kirim utusan untuk mendatangi klub-klub ISL. Membicarakan akar persoalannya, buat apa seperti ini terus, lebih baik bersama- sama demi memajukan sepak bola Indonesia,” tegasnya. (lis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... GU Jalani Laga Kandang di Bojonegoro


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler