Konon KRI Nanggala Mengantungi Sertifikasi Laik Hingga 2022

Kamis, 22 April 2021 – 18:37 WIB
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di 60 mil perairan sisi utara Pulau Bali, mengantongi sertifikat hingga 25 Maret 2022. Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di 60 mil perairan sisi utara Pulau Bali, mengantungi sertifikat hingga 25 Maret 2022.

Atas sertifikat itu, kapal buatan Jerman tersebut masih bisa latihan dan beroperasi.

BACA JUGA: KRI Nanggala Hilang, Prabowo Sebut Negara Asing Menawarkan Bantuan 

"Sertifikat kelayakan juga masih tanggal 25 Maret tahun 2022 jadi masih laik atau layak untuk melaksanakan kegiatan operasi," kata Hadi saat konferensi pers tentang hilangnya KRI Nanggala-402 yang disiarkan Youtube akun Puspen TNI, Kamis (22/4).

Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Laksamana Yudo Margono menyebut KRI Nanggala-402 dalam keadaan baik sebelum menghilang.

BACA JUGA: KRI Nanggala Hilang Kontak Saat Diberikan Otoritas Peluncuran Torpedo

"Jadi kapal selam Nanggala ini dalam keadaan siap, baik personel maupun materiel, personel pun lengkap dan materiel pun sudah mendapat surat kelayakan," ujar dia.

Menurut Yudo, KRI Nanggala-402 rutin melakukan latihan penembakan torpedo. Kemudian, kata dia, kapal yang sama juga telah menembak torpedo perang 2 kali dengan sasaran yang tenggelam.

"Jadi KRI Nanggala ini dalam kondisi siap tempur, sehingga kami kirim, jadi kami libatkan untuk latihan penembakan torpedo kepala latihan maupun kepala perang," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Achmad Riad membeberkan kronologi sebelum KRI Nanggala dinyatakan hilang di 60 mil perairan sisi utara Pulau Bali, Rabu (21/4) kemarin.

Riad mengatakan, awalnya KRI Nanggala melaksanakan penyelaman pada Rabu pukul 03.46 waktu setempat.

Kapal buatan Jerman itu kemudian melaksanakan penggenangan peluncur torpedo pada pukul 04.00 waktu setempat.

"Jadi bukan rudal," kata Riad dalam konferensi pers di Bali, Kamis (22/4).

Setelah itu, kata Riad, komunikasi antara komandan latihan yang berada di permukaan dengan KRI Nanggala mulai terputus pada pukul 04.25 waktu setempat.

Hal itu terjadi saat komandan di permukaan ingin memberikan otoritas penembakan torpedo kepada awak kapal buatan 1977 itu.

"Saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otoritasi penembakan torpedo, di situlah komunikasi dengan KRI Nanggala terputus," ujar dia. (ast/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler