jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Airlangga Pribadi Kusman menyesalkan konsep penerapan nilai-nilai syariat yang jadi perbincangan di Pilkada Jakarta 2017.
Menurutnya, terdapat bias antara konsep syariat yang memang diharapkan dengan kepentingan kelompok-kelompok intoleran di Jakarta.
BACA JUGA: Kepala Daerah Boleh Ikut Kampanye di Pilkada DKI
“Wacana Jakarta Bersyariat ini dikhawatirkan bukan menampilkan nilai Islam yang adil dan toleran. Tapi justru memperkuat persepsi tentang diskriminasi terhadap kelompok lain di Jakarta," kata Airlangga di Jakarta, Senin.
Menurutnya, konsep syariat yang diwacanakan menjadi perda jika pasangan Anies-Sandi terpilih, berpotensi memperkuat sentimen di masyarakat.
BACA JUGA: PPP Romi Tunda Deklarasi, Tim Ahok-Djarot Bilang Begini
“Masyarakat tidak alergi terhadap konsep syariat, tapi ini jadi seperti dipolitisasi untuk kepentingan pragmatis. Ini yang mengkhawatirkan,” kata pengajar di Universitas Airlangga itu.
Airlangga mengatakan, itu juga tidak baik untuk memajukan demokrasi secara keseluruhan.
BACA JUGA: Nusron: Jangan Takut Dianggap Kafir, Surga Itu Luas
Calon-calon pemimpin di Jakarta harusnya tak hanya berkomitmen terhadap pelayanan pemerintah pada rakyat saja, tetapi juga terhadap keadilan, keadaban, dan yang terpenting nilai toleransi antargolongan.
“Ketika ada salah satu calon yang didukung (kelompok intoleran) tapi tak memberikan sikap yang jelas menghentikan wacana intoleran ini, masyarakat perlu khawatir jika ia terpilih maka bisa didikte kepentingan-kepentingan golongan,” tegas Airlangga. (rm/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Minta Sandiaga Uno Jujur dan Taat Hukum
Redaktur & Reporter : Natalia