Warga Sydney menggelar konser sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye menyelamatkan terpidana mati penyelundup narkoba Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari  eksekusi mati di Indonesia.

 

BACA JUGA: Piala Asia 2015: Socceroos Tidak Gentar Hadapi Bintang UAE Omar Abdulrahman di Semifinal

Konser dukungan terhadap dua terpidana mati Bali Nine itu diorganisir oleh artis Australia, Ben Quilty, teman Sukumatan yang sekaligus guru melukisnya. Konser itu dimeriahkan oleh penyanyi Megan Washington, Josh Pyke dan anggota dari band Midnight Oil dan Noiseworks. Penyanyi Jenny Morris, yang juga terlibat dalam konser ini mengatakan konser ini merupakan bentuk kasih sayang. "Ben menghubungi banyak orang dan menanyakan adakah musisi yang mau tampil dalam konser ini dan semuanya mengatakan 'Ya, saya mau dan bersedia tampil!"," katanya. "Saya merasa iba dengan kedua terpidana mati yang masa mudanya akan hilang begitu saja hanya karena keputusan bodoh yang mereka lakukan," katanya. Konser ini digelar bersamaan dengan dirilisnya kampanye video yang menampilkan tokoh terkemuka Australia termasuk penulis Germaine Greer, penyiar Alan Jones, penyanyi Missy Higgins dan Megan Washington dan aktor Richard Roxburgh dan Geoffrey Rush. Pengagas kampanye ampunan ini, Brigid Delaney mengatakan gerakan ini mengumpulkan orang dari berbagai latar belakang politik mereka. "Saya sangat senang ketika melihat video itu dan Alan Jones berbicara tentang ampunan," kata Delaney. Petisi online yang mendukung pengampunan untuk Myuran Sukumaran dan Andrew Chan di internet sejauh ini telah mendapatkan 65 ribu tanda tangan dimana dukungan itu melonjak signifikan sepanjang sepekan terakhir. "Jangan tunggu hingga terlambat untuk menyuarakan dukungan Anda menolak hukuman mati, " katanya. "Jangan tunggu sampai mereka digiring meninggalkan penjara dan dikirim ke pulau untuk dieksekusi," tambahnya.
Pekan lalu, Andre Chan mendapati seperti halnya Sukumaran permohonan grasinya telah ditolak Presiden Joko Widodo, penolakan ini merupakan bagian dari peringatan keras bagi terpidana mati kasus kejahatan narkoba. Pada bulan April 2013, Chan dan Sukumaran, dengan tujuh terpidana lainnya berusaha menyelundupkan 8.3 kilogram heroin keluar dari Bali, namun upaya mereka berhasil digagalkan oleh Kepolisian Indonesia. Kuasa hukum dari kedua terpidana mati ini membuat upaya terakhir mereka dengan mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas keputusan yang mengharuskan keduanya menghadapi pasukan penembak mati dalam hitungan beberapa hari atau pekan mendatang. Juru bicara kantor Kejaksaan Agung Indonesia mengatakan pihaknya belum memutuskan apakah dua warga Australia akan dimasukkan dalam kelompok terpidana mati yang akan dieksekusi berikutnya. Program ABC 7.30 mengunjungi Gereja Kristen di Toongabbie di barat Sydney, di mana keluarga dan teman-teman Sukumaran datang untuk berdoa. "Selama setahun terakhir keluarga kami berusaha mencari tahu mengenai keputusan eksekusi ini, hati dan pikiran kami sangat terbebani dengan hal ini," kata sepupu Sukumaran, Dharminie Manivannan. "Dan selama beberapa pekan terakhir, kenyataan yang kami hadapi sangat menyakitkan karena nyaris sudah tidak ada yang bisa kami lakukan lagi. tidak ada. namun seperti Firman Tuhan Yesus : Jangan takut, yakinlah'," Baik Sukumaran maupun Andrew Chan saat ini ditahan di Penjara Kerobokan Bali. Chan berlatih menjadi pastur dan Sukumaran telah menjadi pelukis berbakat.  Keduanya menghabiskan waktu mereka didalam penjara untuk membantu tahanan yang lain. 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahun Ajaran 2015 Pelajar Queensland Wajib Bawa Laptop Sendiri ke Sekolah

Berita Terkait