jpnn.com, JAKARTA - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan konsolidasi di industri telekomunikasi merupakan sebuah keniscayaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan saat ini.
Para pelaku industri telekomunikasi memperbesar jangkauan pasar dengan melakukan konsolidasi.
BACA JUGA: Jessica Iskandar Membeberkan Bukti Transferan dari Raffi Ahmad, Nominalnya Bikin Melongo!
Tidak hanya Indosat dan Tri yang sudah secara resmi mengumumkan merger, operator lain yaitu XL Axiata dan Smartfren juga dikabarkan akan melakukan hal yang sama.
"Industri teknologi informasi ini termasuk padat modal. Mereka membutuhkan kemampuan keuangan yang cukup untuk merebut pasar. Semakin besar modal yang mereka miliki, mereka bisa merebut pasar yang besar dan itu akan menjadi modal mereka untuk mengembangkan bisnis telekomunikasi mereka," jelasnya.
BACA JUGA: Beroperasi Penuh Selama Pandemi, TIKI Terus Berupaya Manjakan Konsumen
Konsolidasi ini, tambah Piter tentu tidak hanya memberikan manfaat secara korporasi. Tetapi lebih dari itu, konsumen atau pelanggan sendiri pun akan mendapatkan dampak positif.
"Karena dengan penggabungan, mereka akan bisa meningkatkan efisiensi, mereka bisa mengembangkan research and development mereka, dan meningkatkan pelayanan mereka," ujarnya.
BACA JUGA: Calon Suami Bagi-bagi Hadiah Untuk Warganet, Cupi Cupita: Kalian Butuh apa?
Konsolidasi perusahaan telekomunikasi ini memang akan membuat pemain atau operator berkurang.
Meski persaingan pun tentunya menjadi berkurang, menurut Piter kartel atau kongkalingkong diantara para pemain ini sulit dilakukan. Karena pemerintah memiliki perusahaan telekomunikasi milik negara di industri ini.
"Pemerintah punya kartu truf yang kuat karena memiliki BUMN di sektor telekomunikasi. Menurut saya, selama ada BUMN tidak ada masalah, terutama jika ada kesepakatan bisnis tersebut," tutur Piter.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy