jpnn.com, JAKARTA - Komisaris dan CEO Crown Group, Iwan Sunito menanggapi kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Australia pada awal Mei.
Menurut Iwan, konsumen harus bersiap menghadapi kenaikan harga apartemen secara progresif selama beberapa tahun ke depan, sementara keterbatasan pasokan bahan baku dan kekurangan tenaga kerja tetap terjadi.
BACA JUGA: Raffi Ahmad Pernah Ditipu Ratusan Juta di Acara TNI, Begini Ceritanya
"Kami melihat peningkatan persentase dua digit dalam biaya pembangunan apartemen baru setiap tahun di masa mendatang,” kata Sunito.
Sunito menuturkan investor kembali ke pasar karena harga sewa meningkat yang memungkinkan mereka mengimbangi kenaikan suku bunga melalui kenaikan harga sewa.
BACA JUGA: Saham GOTO Diprediksi Bakal Melonjak Pascainvestasi Telkomsel
“Ketersediaan unit apartemen ‘off the plan’ dan apartemen yang sudah selesai dibangun semakin berkurang dari hari ke hari yang merupakan tanda owners-occupiers dan investor sangat aktif di pasar saat ini," jelas dia.
Oleh karena itu, sangat masuk akal bagi konsumen bila mereka terlihat bergegas membeli properti sekarang untuk menghindari kenaikan harga dua digit, karena meningkatnya biaya konstruksi dan material ditambah keterbatasan tenaga kerja.
BACA JUGA: Pupuk Kaltim Gelar Training RMS Bagi Tenaga Pemasar dan Jaringan Ritel
Terutama bagi investor properti luar negeri dari Tiongkok dan Indonesia yang ingin mendapatkan stok unit apartemen yang sudah selesai sebagai investasi properti melalui penawaran harga yang ‘terjangkau," jelasnya.
“Itulah sebabnya saya percaya bahwa saat ini adalah waktu terbaik untuk melakukan pembelian properti pascapandemi. Karena pasar properti Sydney tidak pernah berhenti bergerak maju. Masyarakat Indonesia adalah komunitas investor terbesar kedua bagi Crown Group yang telah merasakan betapa menguntungkannya berinvestasi properti Australia, terutama di Sydney," jelas dia.
Mereka (investor), sambung Sunito yang sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi unit apartemen harus bertindak sekarang dengan membeli dari pengembang tepercaya dengan rekam jejak yang jelas dalam menghasilkan apartemen berkualitas secara tepat waktu dan sesuai anggaran.
Dengan bertindak sekarang, mereka mengunci harga hari ini yang memungkinkan waktu bagi mereka untuk terus menabung untuk pembelian berikutnya di masa mendatang.
Sedikit berbeda dengan tipe pembeli home occupiers. Meski harga akan meningkat, namun kebutuhan akan hunian akan tetap ada Australia masih mengalami housing shortage, sementara pertumbuhan penduduk Australia semakin bertambah.
Dampak penutupan perbatasan internasional terkait pandemi Covid-19 mengakibatkan penurunan jumlah migrasi selama enam kuartal secara berturut-turut.
Pertumbuhan penduduk selama 12 bulan terakhir sepenuhnya disebabkan oleh peningkatan alami (penambahan 136.200 jiwa), sementara migrasi dari luar negeri negatif (berkurang 67.300 jiwa) selama periode tersebut.
Pembeli potensial telah memperkirakan kenaikan tarif untuk beberapa waktu dan telah mengantisipasinya dengan memiliki tabungan tambahan, dikarenakan pandemi dan pengetatan ikat pinggang.
Diperkirakan bahwa rumah tangga Australia berhasil menghemat sekitar Rp 1.400 triliun selama pandemi Covid-19.
“Pasokan hunian yang terbatas dan peningkatan jumlah pembeli berarti banyak konsumen yang tidak sanggup memiliki rumah tapak dan unit apartemen adalah pilihan yang lebih terjangkau," serunya.
Sunito meyakini skenario ini hanya akan semakin parah dalam dua tahun ke depan, di mana akan lebih banyak unit apartemen yang akan terjual dibandingkan rumah tapak.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada