Konsumen Indonesia Paling Sadar Merek

Jumat, 21 Desember 2012 – 02:48 WIB
JAKARTA - Stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia ikut mengerek jumlah masyarakat kelas menengah yang memiliki daya konsumsi tinggi. Yang menarik, kesadaran merek (brand awareness) konsumen Indonesia ternyata sangat tinggi.

Demikian hasil laporan konsultan terkemuka dunia McKinsey & Company dalam risetnya yang berjudul "The New Indonesian Consumer". Laporan itu menyebut, merek membawa pengaruh yang luar biasa kuat bagi konsumen Indonesia dalam mengambil keputusan, jauh melebihi negara-negara lainnya di Asia, termasuk Tiongkok.

"Artinya, konsumen Indonesia paling sadar merek," ujar Arief Budiman, Presiden Direktur McKinsey & Company Indonesia, Kamis (20/12).

Menurut Arief, hal itu terlihat dari kuatnya dominasi merek perusahaan-perusahaan konsumen local di Indonesia, terutama pada kategori makanan dan minuman. Misalnya, Indomie di pasar mie instan. "Ini tidak seperti pasar di India dan Cina (Tiongkok, Red)," katanya.

Arief menyebut, laporan ini merupakan survei konsumen paling komprehensif yang pernah dilaksanakan di Indonesia, melalui metode wawancara lebih dari 5.000 orang konsumen, mencakup 5 kategori produk, dan 44 kota di seluruh wilayah Indonesia.

Hasilnya, lebih dari 90 persen konsumen di Indonesia sangat mengetahui merek apa yang akan dibeli sebelum mengunjungi toko dan sangat jarang dapat beralih dari merek yang biasa digunakan atau disukai. "Konsumen Indonesia juga beranggapan bahwa merek terkenal dan mahal cenderung memiliki kualitas lebih baik," ucapnya.

Menurut Arief, saat ini konsumen di Indonesia sudah terbentuk dalam klaster-klaster berdasar wilayah tertentu yang berpusat di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Beberapa klaster lain adalah Balikpapan, Batam, Makassar, dan Semarang.

"Jika dirinci, konsumen di klaster Surabaya lebih berorientasi merek dibandingkan konsumen di klaster-klaster lain," ujarnya.

Secara umum, lanjut Arief, peningkatan mobilitas konsumen Indonesia akan membawa perubahan penting dalam pola pembelian dan pertumbuhan permintaan di beberapa sektor utama. Misalnya, dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, survei McKinsey mengungkapkan bahwa konsumen Indonesia akan cenderung mengalihkan pengeluaran pribadinya untuk tabungan dan investasi, dengan lonjakan kebutuhan sekitar 10 persen per tahun.

"Selain itu, pengeluaran untuk rekreasi serta makanan dan minuman juga diperkirakan meningkat pesat," katanya. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penggabungan Diyakini Dongkrak Potensi Bisnis

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler