MANILA--Warga Malaysia, Filipina, dan Indonesia ternyata paling aktif di media sosial. Itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan Local Measure terhadap konsumen Starbucks Coffee.
Hasil analisis percakapan media sosial ini diambil pada 60 toko Starbucks di seluruh Australia, Amerika Serikat, Filipina, Singapura, Malaysia dan, Indonesia selama 24 bulan terakhir.
Sepuluh toko dimasukkan dalam kota yang menonjol dari masing-masing negara untuk periode 1 Juni 2011 sampai 1 Juni 2013.
Dengan mengidentifikasi data lokasi dalam konten sosial publik, Local Measure mampu mengidentifikasi wawasan unik, gambar yang diposting oleh pelanggan dan komentar tentang pengalaman mereka di Starbucks.
Berdasarkan survei, Malaysia paling aktif di media sosial dan dua kali lebih aktif dibanding orang Amerika.
Mereka menciptakan sekitar 209.200 posting dan check-in di Facebook, Twitter, Instagram dan Foursquare. Filipina berada diurutan kedua dengan 188.200 posting dan Indonesia berada di posisi ketiga dengan 134.109 posting.
"Menjadi kebutuhan perusahaan untuk menjadikan media sosial sebagai tambang tempat bisnis," kata pendiri Local Measure Jonathan Barouch kepada asiaone (14/6).
"Ini memungkinkan pengecer untuk merebut kembali hati konsumen yang sering hilang dalam transaksi bisnis. Sementara beberapa pelanggan dapat memberikan komentar kepada teman atau rekan mereka tentang kopi atau layanan yang buruk," lanjutnya.
Selain itu, menurutnya, keberadaan smartphone juga mampu memberdayakan pelanggan untuk berbagi pengalaman positif dan dijadikan umpan balik bagi perusahaan.
"Penjual sekarang dapat menggunakan umpan balik ini untuk meningkatkan layanan pelanggan mereka dan membuat perubahan pada produk atau layanan yang sesuai," tuturnya.
Untuk Filipina, wilayah Starbucks tersibuk berada di Bonifacio Global City, dengan 3.266 posting dan 15.496 login. Sedang di Malaysia, dari 60 toko Starbucks, yang paling aktif di media sosial berada di Berjaya Times Square, yang memiliki 3.391 posting sosial dan lebih dari 27.594 login selama periode dua tahun. (esy/jpnn)
Hasil analisis percakapan media sosial ini diambil pada 60 toko Starbucks di seluruh Australia, Amerika Serikat, Filipina, Singapura, Malaysia dan, Indonesia selama 24 bulan terakhir.
Sepuluh toko dimasukkan dalam kota yang menonjol dari masing-masing negara untuk periode 1 Juni 2011 sampai 1 Juni 2013.
Dengan mengidentifikasi data lokasi dalam konten sosial publik, Local Measure mampu mengidentifikasi wawasan unik, gambar yang diposting oleh pelanggan dan komentar tentang pengalaman mereka di Starbucks.
Berdasarkan survei, Malaysia paling aktif di media sosial dan dua kali lebih aktif dibanding orang Amerika.
Mereka menciptakan sekitar 209.200 posting dan check-in di Facebook, Twitter, Instagram dan Foursquare. Filipina berada diurutan kedua dengan 188.200 posting dan Indonesia berada di posisi ketiga dengan 134.109 posting.
"Menjadi kebutuhan perusahaan untuk menjadikan media sosial sebagai tambang tempat bisnis," kata pendiri Local Measure Jonathan Barouch kepada asiaone (14/6).
"Ini memungkinkan pengecer untuk merebut kembali hati konsumen yang sering hilang dalam transaksi bisnis. Sementara beberapa pelanggan dapat memberikan komentar kepada teman atau rekan mereka tentang kopi atau layanan yang buruk," lanjutnya.
Selain itu, menurutnya, keberadaan smartphone juga mampu memberdayakan pelanggan untuk berbagi pengalaman positif dan dijadikan umpan balik bagi perusahaan.
"Penjual sekarang dapat menggunakan umpan balik ini untuk meningkatkan layanan pelanggan mereka dan membuat perubahan pada produk atau layanan yang sesuai," tuturnya.
Untuk Filipina, wilayah Starbucks tersibuk berada di Bonifacio Global City, dengan 3.266 posting dan 15.496 login. Sedang di Malaysia, dari 60 toko Starbucks, yang paling aktif di media sosial berada di Berjaya Times Square, yang memiliki 3.391 posting sosial dan lebih dari 27.594 login selama periode dua tahun. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menambah Stamina dengan Gingseng Peru
Redaktur : Tim Redaksi