Konsumsi Listrik Naik Tajam

Sabtu, 22 Maret 2014 – 13:56 WIB

JAKARTA - Kebutuhan listrik dalam sepuluh tahun mendatang diproyeksi tumbuh hampir dua kali lipat. Karena itu, pemerintah bakal mendorong pihak swasta untuk berinvestasi. Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman menyatakan telah mengkalkulasi kebutuhan listrik wilayah-wilayah Indonesia hingga 2022.

Misalnya, jaringan listrik Jawa Bali. Kebutuhan wilayah tersebut diperkirakan tumbuh 7,6 persen per tahun. Dengan begitu, konsumsi listrik pada 2022 di wilayah itu diprediksi mencapai 275 tetrawatt per jam (tWh). Angka tersebut tumbuh 90,9 persen dari realisasi konsumsi pada 2013 sebesar 144 tWh. ''Untuk wilayah Sumatera, kami perkirakan naik 10,6 persen per tahun. Jadi, kebutuhannya mencapai 65,7 tWh pada 2022. Realisasi konsumsi tahun lalu 26,5 tWh,'' ujarnya di Jakarta kemarin (21/3).

Tetapi, pertumbuhan konsumsi paling tinggi adalah Indonesia Timur. Menurut dia, kebutuhan listrik di sana diperkirakan menjadi 46 tWh pada 2022. Angka itu tumbuh 148 persen dari kebutuhan 2013 sebesar 18,5 tWh atau rata-rata 11,2 persen per tahun. 

Untuk mengimbangi kebutuhan tersebut, pihaknya menargetkan kapasitas pembangkit pada 2022 mencapai 59,5 gigawatt (gw). Dengan kata lain, rata-rata penambahan kapasitas produksi listrik mencapai 6 gw per tahun. "PLTU batu bara akan mendominasi jenis pembangkit baru. Yakni, mencapai 38 gw atau 63,8 persen. Untuk energi terbarukan, yang terbesar adalah PLTA 6,5 gw atau 11,0 persen dari kapasitas total. Baru disusul panas bumi 6 gw atau 10,2 persen,'' ungkapnya.

Pihaknya juga harus mengembangkan sistem transmisi di Indonesia. Hingga 2022, pihaknya memproyeksikan gardu induk dengan kapasitas total 132,7 ribu mVa (megavolt ampere). Untuk pengembangan kabel transmisi, pihaknya memprediksi ada tambahan sepanjang 57.132 kms (kilometer sirkuit). ''Semua rencana ini sudah ada dalam RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) PT PLN 2013-2022,'' jelasnya. Untuk memenuhi pertumbuhan konsumsi 5,7 gw per tahun, dibutuhkan investasi USD 12,5 miliar (Rp 142 triliun) setiap tahun. (bil/c18/oki) 

BACA JUGA: ESDM Siapkan Empat Program Penghematan Energi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituding KPPU Bersekongkol dengan Kartel, Kemendag Banding


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler