jpnn.com - TERNATE - Konsumsi uang di Maluku Utara (Malut) selama Ramadan lebih rendah dari prediksi. Yakni hanya mencapai Rp 508 miliar. Angka ini lebih rendah dari prediksi sebesar Rp 600 miliar.
Manager Komunikasi, Kebijakan dan Koordinasi (K3) Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malut, Martin L. Lumenta mengatakan, konsumsi uang di bulan ramadan terdiri outflow (uang keluar) dari BI Malut sebesar Rp 495,2 miliar dan dari bank lain Rp 13 miliar lebih.
BACA JUGA: Diserbu Dana Asing, Nilai Tukar Rupiah Menguat Terhadap USD
"Kami sengaja memperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi. Dan setiap proyeksi kami memang biasa seperti itu,” ujarnya.
Dibandingkan dengan realisasi pada Ramadan tahun 2015, mengalami penurunan. Tahun 2015, konsumsi uang di Malut sebesar Rp 528 miliar. Penurunan terjadi karena kebanyakan masyarakat sudah bertransaksi secara elektronik.
BACA JUGA: Lima Pelabuhan Ini Alami Lonjakan Penumpang Sangat Tinggi
“Penggunaan uang lembar sudah mulai berkurang. Ini tentunya lebih bagus karena biaya cetak uang itu sangat besar,” katanya. Dia meminta warga lebih meningkatkan penggunaan uang secara elektronik.(tr-03/onk/jos/jpnn)
BACA JUGA: Lebarkan Sayap, Citilink Buka Rute Ke Hong Kong
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batik Air dan Wings Air Batal Terbang Hari Ini
Redaktur : Tim Redaksi