jpnn.com, JAKARTA - Politik sesungguhnya bukanlah sebatas pertarungan dalam Pemilu maupun Pilpres yang sekarang sedang hangat mengingat hari Pencoblosan Pemilu serentak 2019 makin dekat. Tetapi, politik seperti dijelaskan dalam berbagai literatur merupakan seni untuk memperoleh kekuasaan, tentunya dengan cara-cara demokratis.
Nah, seni berpolitik sebenarnya juga bisa membumi jika para elite dan kader menyadari betapa kehidupan di masyarakat dapat dibangun dengan santun dan penuh tanggung jawab, baik tanggung jawab pada diri sendiri, masyarakat, dan yang paling esensial, tanggung jawab pada bangsa dan negara.
BACA JUGA: PDIP Banten Targetkan Jokowi - Maruf Raup 60 Persen Suara
BACA JUGA: PDIP Banten Targetkan Jokowi - Ma'ruf Raup 60 Persen Suara
Berangkat dari pemikiran seperti itulah, kita bisa melihat bagaimana Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjalankan aktivitas politiknya sejak awal bergabung ke PDI hingga menjadi Ketua umum PDI Perjuangan.
BACA JUGA: PDIP Minta KPU Gandeng Jago-Jago IT demi Tangkal Serangan
Kini Megawati menjadi suluh bagi para pimpinan dan kader PDIP dan juga kader-kader. Termasuk pimpinan partai lain yang mau mengambil pelajaran dari kehidupan politik Megawati yang terjal tetapi konsisten membangun tradisi politik demokratis yang menghormati hukum.
Bagaimana Megawati mampu menjalankan peran sebagai tokoh dan pimpinan partai di tengah gelombang dan perubahan sosial yang cepat, beberapa kali rezim yang berbeda-beda, ternyata rahasianya sederhana dan mungkin tak banyak yang melakukannya.
BACA JUGA: PDIP Optimistis Kuasai Pileg dan Menangkan Jokowi - Maruf di Banten
Dalam kunjungan ke Kebun Raya Kuningan, Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kuningan, Jawa Barat, Kamis (4/4) lalu, Megawati mengungkap rahasianya, mengapa politik itu menarik, penuh seni kehidupan, dan bertanggung jawab pada masa depan bangsa dan negara.
"Sejak kecil saya gemar dengan tanaman, demikian halnya Bapak saya, Bung Karno. Hijaunya Padang Arafah, Arab Saudi, tidak terlepas dari perhatian besar Bung Karno yang begitu bangga dengan kekayaan flora dan fauna Indonesia Raya,ungkap Megawati.
Kemudian Megawati tanamkan rasa cinta terhadap tanaman kepada masyarakat Indonesia, dan khususnya kader-kader PDI Perjuangan. Itu bukan sekadar hob, namun sebagai tanggung jawab masa depan.
“Karena itulah di PDI Perjuangan saya tanamkan kultur mencintai bumi dan penghidupan itu melalui tanaman,” ujar Megawati di Kebun Raya Kuningan
Agar ‘politik lingkungan PDIP’ ini dapat membumi dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di seluruh Indonesia, Megawati memerintahkan setiap Kepala Daerah dari PDI Perjuangan didorong untuk bangun kebun raya di daerahnya.
“Saya memilki koleksi tanaman dimulai dari tanaman untuk keperluan obat-obatan, anggrek, koleksi bambu dari seluruh pelosok nusantara, koleksi umbi-umbian, hingga tanaman keras, dan juga berbagai koleksi tanaman dari luar negeri, yang tentu saja memiliki manfaat dan kesesuaian untuk dikembangkan,” kata Megawati.
Sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan dan sebagai pribadi yang sangat mencintai lingkungan, Megawati mengharapkan budidaya tumbuh-tumbuhan endemik Indonesia dan luar negeri diteliti dengan baik.
Menurut dia, sejauh ini, anggaran penelitian tentang hal tersebut masih sangat kecil.
Meski begitu, masalah anggaran dapat diakali dengan meminta pengusaha agar membuatkan lahan perkebunan. Salah satunya dengan membiarkan pengusaha-pengusaha menggunakan namanya di lahan perkebunan.
"Ada Rumah Anggrek Bogor itu dari kami," ujar Megawati
Megawati mengaku pernah mengembangbiakkan bunga sakura dari Jepang di Indonesia. Tanaman itu ditaruhnya di sekitar Cibodas. Ia lantas mendorong kepada kadernya yang menjadi kepala daerah untuk membuatkan kebun raya. Semangat itu ditanamkannya agar kehidupan berbangsa ini tidak melulu tentang pekerjaan dan politik.
Makin Sadar Politik Itu Membumi
Sementara itu Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang melihat secara langsung bagaimana seluruh kontemplasi politik Megawati Soekarnoputri melalui hobbynya bercocok tanam menambahkan bahwa PDI Perjuangan semakin sadar bagaimana politik itu membumi, menyentuh hal yang elementer terkait dengan cabai, sayur-sayuran, dan komitmen melestarikan bumi.
“Di Partai kami, apa yang menjadi hob Ibu Megawati terkait tanaman, bumbu-bumbuan, dan mencintai kuliner nusantara, kami jadikan sebagai kultur organisasi kepartaian. Sebab bicara tentang tanaman, sumber makanan, daya cita rasa bumbu nusantara, juga berbicara tentang capaian kebudayaan Indonesia.
Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Ibu Megawati sangat prihatin, mengapa perhatian anak-anak muda di bidang pertanian sangat kurang. Padahal, sektor pertanian sangat menjanjikan penghidupan yang layak, selama dilakukan dengan totalitas dan penuh keahlian. Pemerintahan Pak Jokowi ke depan akan semakin memberikan perhatian yang begitu besar pada SDM dan kegiatan penelitian hulu ke hilir, dari penelitian benih unggul, kultur jaringan, hingga penanaman, proses produksi pasca panen, pengolahan produk dan pemasaran.
“Jadi, Politik Kontemplasi PDIP dibangun dengan tradisi menanam, politik cinta lingkungan, investasi masa depan. Kesemuanya membangun tradisi politik penyegaran diri melalui kontemplasi," ujarnya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendiri Pujakessuma Dukung Keluarganya Gabung ke PDIP
Redaktur : Tim Redaksi