JPNN.com

Kontraktor Berkomitmen Memperbaiki Pelindung Tebing Bengawan Solo

Senin, 17 Februari 2025 – 14:52 WIB
Kontraktor Berkomitmen Memperbaiki Pelindung Tebing Bengawan Solo - JPNN.com
PT Indopenta Bumi Permai akan bertanggung jawab memperbaiki Proyek Pelindung Tebing Bengawan Solo. Foto: source for JPNN

jpnn.com - BOJONEGORO - Pihak kontraktor pekerjaan pelindung tebing Bengawan Solo di Desa Tanggungan dan Lebaksari, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro akan bertanggung jawab memperbaiki proyek tersebut.

Pelindung tebing itu ambruk pekan lalu.

BACA JUGA: Wapres Tinjau Proyek Terowongan Selili di Kaltim, Dorong Selesai Tepat Waktu

"Kami selaku kontraktor pelaksana pekerjaan tersebut tetap bertanggung jawab dan sanggup untuk memperbaiki pekerjaan tersebut," kata Project Manager PT Indopenta Bumi Permai, Mei Sunarko dalam keterangan pers, Senin, 17 Februari 2025.

Mei yang merupakan Project Manager pada paket pekerjaan di dua desa di Baureno tersebut memastikan pihaknya tidak akan lepas tangan.

BACA JUGA: Kelanjutan Proyek IKN 2025, Prabowo Setujui Anggaran Sebanyak Ini

"Kami masih ada masa pemeliharaan selama satu tahun," kata Mei.

Dia pun meminta pihak konsultan perencana dan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Kabupaten Bojonegoro untuk melakukan kaji ulang desain perbaikan.

BACA JUGA: Massa ICW: Proyek IHSS Kemenkes Mengancam Industri Alkes Nasional

"Kondisi lapangan sudah berbeda dengan kondisi awal kontrak dengan kejenuhan air tanah yang lebih banyak dibandingkan dengan kondisi awal," katanya.

Proyek pelindung tebing Bengawan Solo di Desa Tanggungan dan Lebaksari rampung sejak 12 Desember 2024. Dalam catatan kontraktor, sejak pihaknya menyelesaikan pekerjaan, kawasan tersebut dilanda banjir sebanyak tiga kali. Banjir pertama terjadi pada 16-20 Desember 2024, banjir kedua pada 26-31 Desember 2024, lalu banjir ketiga pada 23 Januari 2025.

Setiap banjir memberikan dampak terhadap konstruksi di lapangan. Pada banjir pertama, kata Mei, belum terjadi kerusakan terhadap fisik konstruksi di lapangan. Muka banjir juga belum mencapai top caping atau batas atas pelindung tebing. “Elevasi muka air banjir -0,70 m dari top caping,” ujar Mei.

Pada banjir pertama juga tidak terjadi terjadi kerusakan terhadap fisik. Namun, pada banjir kedua, terjadi tanah ambles atau sliding. Dimensi penurunan tanah ambles pada area sawah sepanjang 100 m, lebar 10 m, tinggi dan tinggi antara 1,8 hingga 2 meter. Selain itu, ada penurunan tanah ada area tanah kas desa (TKD) dengan panjang 80 m, lebar 7,5 m, tinggi 0.3m sampai dengan 0.5 m.

“Setelah penurunan tanah, kami selaku kontraktor pelaksana berkoordinasi dengan konsultan perencana, konsultan pengawas dan Dinas PU SDA Kab. Bojonegoro. Melakukan pembongkaran pekerjaan bronjong, untuk mengurangi beban pada tanah yang ambles tersebut,” tutur Mei.

Pada banjir ketiga, elevasi muka air rata dengan top caping bahkan over toping. Akibatnya, saat banjir kedua yang semula pada area sawah sepanjang 100 m, menjadi 150 m.

“Kami tetap berkomitmen untuk melakukan pemeliharaan. Namun, ada kondisi existing yang berubah dari kronologi-kronologi yang kami sampaikan. Tentu ini membutuhkan desain ulang agar tebing penahan mampu dibangun sesuai spesifikasi yang direncanakan pihak konsultan perencana,” katanya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler