Korban DBD di Daerah Ini Terus Berjatuhan, 13 Orang Meninggal

Senin, 09 Maret 2020 – 13:32 WIB
Seorang anak dirawat di RSUD Prof WZ Johanes Kota Kupang, NTT akibat menderita DBD. Foto: Antara/Kornelis Kaha

jpnn.com, SIKKA - Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah mencapai 1.190 orang dari yang sebelumnya hanya 1.145 orang.

"Sampai malam ini jumlahnya sudah meningkat menjadi 1.190 kasus," kata Pelaksana Tugas Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus saat dihubungi dari Kupang, Minggu (8/3) malam.

BACA JUGA: DBD Merenggut 2 Nyawa Warga Sempur Bogor

Sementara itu jumlah korban meninggal sudah mencapai 13 orang, dari sebelumnya 11 orang meninggal.

Mereka yang meninggal adalah kebanyakan anak-anak, dan menurut Petrus korban yang meninggal adalah korban yang terlambat membawa keluarganya yang sakit ke puskesmas.

BACA JUGA: Sejak Januari 2020, 94 Orang Meninggal Dunia akibat DBD

Oleh karena itu, ia meminta agar warga yang mengetahui anak atau keluarganya menderita sakit panas, secepatnya membawa ke puskemas agar bisa ditangani secepatnya agar tak berdampak buruk.

Sementara itu, terkait korban yang saat ini dirawat di tiga RS di Kabupaten Sikka, yakni RSUD TC Hillers, RS Kewapante dan RS Lela sudah mencapai 114. Jumlah ini lanjut dia mengalami penurunan karena pada pekan sebelumnya jumlah yang dirawat mencapai 200an korban.

Jumlah kasus DBD, kata dia, memang hingga saat ini terus meningkat, walaupun sudah banyak pencegahan yang sudah dilakukan oleh Pemda setempat.

Bahkan pemda setempat juga sudah meningkat status KLB DBD dari sebelumnya tahap tiga kini sudah memasuki KLB tahap empat sejak Selasa (3/3) lalu.

Sementara itu data kasus DBD di NTT secara keseluruhan juga kini terus meningkat. 32 warga di NTT sudah meninggal akibat DBD.

Jumlah korban yang dirawat saat ini mencapai 2.697 kasus dan tersebar di 20 kabupaten/kota dari 2 kabupaten/Kota di provinsi berbasis kepulauan itu. Hanya Sumba Tengah saja yang bebas dari kasus DBD. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler