Korban Gempa Tiongkok Bertambah

Senin, 22 April 2013 – 07:15 WIB
LUSHAN--Upaya pencarian para korban gempa Sichuan dilanjutkan, Minggu (21/4). Tim penyelamat terus berusaha untuk mencapai lokasi bencana yang berada di wilayah pedalaman di barat daya Tiongkok tersebut.

Pihak yang berwenang melaporkan bahwa jumlah korban akibat gempa berkekuatan 7 skala Richter (SR) pada Sabtu lalu (20/4) terus bertambah. Hingga kemarin korban tewas maupun hilang mencapai 207 orang. Kementerian Urusan Sipil menyebut bahwa sedikitnya 186 orang tewas dan 21 lainnya hilang. Lalu, sekitar 11.500 lainnya luka-luka. Dari jumlah tersebut, 960 di antaranya kritis.

Mayoritas korban tewas merupakan warga Lushan, yang hanya beberapa menit perjalanan dengan kendaraan dari Kota Ya"an, Provinsi Sichuan. Namun, upaya evakuasi tim penyelamat terkendala oleh jalan rusak dan tanah longsor. Pemerintah setempat juga membatasi akses menuju Lushan bagi warga untuk menghindari kemacetan.

Tim penyelamat dan pembawa bantuan berupaya untuk secepatnya tiba di lokasi gempa yang berada di kawasan pegunungan di Provinsi Sichuan, barat daya Tiongkok. Itu terjadi setelah jumlah korban terus bertambah. Situasi ini memicu kekhawatiran korban selamat atas nasib mereka. Warga terpaksa tidur dalam tenda atau tempat darurat lain di tengah dinginnya udara malam.

"Kami tak punya uang. Kami tak tahu harus berbuat apa," ujar Zheng Xianlan, 58, petani asal Desa Shuangli, yang kehilangan rumahnya. Saat malam, dia terpaksa tidur di bawah plastik jas hujan sebagai pelindung. "Pemerintah hanya mengirimkan satu tenda untuk seluruh warga desa," lanjutnya.

Gempa juga memicu longsor sehingga menghancurkan jalan. Jaringan listrik dan telekomunikasi di Lushan County juga terputus. Akibatnya, kawasan terparah yang terdampak sulit dijangkau. Petugas penyelamat harus mendaki gunung untuk mencapai Baoxing County setelah jalan raya putus.  Di Desa Longmen, hampir seluruh bangunan hancur atau rata dengan tanah.

"Kondisi di Lushan mulai normal lagi. Namun, sejumlah kebutuhan masih sangat diperlukan warga. Misalnya, tenda, selimut, dan bahan kebutuhan pokok lain," terang Kevin Xia dari International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. "Pengiriman bantuan ke lokasi bencana terkendala karena kemacetan lalu lintas," tambahnya.

Ribuan petugas penyelamat juga terus menyisir sejumlah desa di barat daya Tiongkok untuk mencari para korban selamat. Mereka berlomba dengan waktu di tengah terus meningkatnya korban jiwa. Tentara bekerja keras hingga malam untuk memeriksa dan membongkar puing-puing guna mencari kemungkinan warga yang masih selamat.

Di Kota Ya"an, tim penyelamat dan pembawa bantuan dari berbagai penjuru Tiongkok dibuat frustrasi dengan sulitnya akses menuju Lushan dan desa-desa di atasnya di kaki gunung. "Kami harus cepat. Banyak orang yang butuh bantuan dan kami membawa apa yang mereka perlukan," ucap seorang relawan dari Provinsi Shandong.

Kemenlu Tiongkok menyambut baik tawaran bantuan dari sejumlah negara. Tapi, pemerintah Tiongkok menyatakan masih sanggup mengatasi kondisi pasca-bencana. "Saat ini, kemampuan penyelamatan dan pengobatan bagi korban masih terjamin. Sumber daya kami untuk proses pemulihan juga mencukupi," kata seorang jubir kemenlu.

Di Lushan, dokter dan perawat melayani korban gempa di lapangan terbuka atau dalam tenda di halaman rumah sakit terbesar di wilayah itu. Mereka bekerja di tengah pecahan kaca, puing-puing bangunan, dan tumpukan beton. Pasokan air dan listrik terputus akibat gempa.

"Saya benar-benar takut. Saya tidak pernah menyaksikan gempa sebesar ini sebelumnya," ucap Chen Tianxiong, 37, seorang petani yang masih terbaring di atas tandu di antara tenda-tenda di halaman rumah sakit.

Di dalam salah satu tenda, Zhou Lin duduk merawat istri dan bayinya yang berumur tiga hari. Mereka dievakuasi ke rumah sakit Lushan setelah gempa mengguncang wilayah tersebut Sabtu pagi. "Saya khawatir dengan bayi saya dan ibunya. Semua bangunan terguncang," papar Zhou sambil menatap bayinya yang terlelap dalam selimut tebal.

Perdana Menteri (PM) Li Keqiang telah mendatangi lokasi gempa dengan menggunakan helikopter. Dia pun  menenangkan para korban luka maupun pengungsi. Dia juga memberikan instruksi kepada tim penyelamat hingga mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang ambruk akibat gempa.

"Jangan sedih. Kami akan membangun kembali (Lushan) pasca-bencana. Rumah Anda semua akan lebih bagus dari sebelumnya," janjinya. (RTR/AP/AFP/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Kali Lolos dari Maut

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler