Korban H7N9 Bertambah Di Beijing

Minggu, 14 April 2013 – 06:11 WIB
BEIJING – Wabah varian baru flu burung di Tiongkok kian mengkhawatirkan. Penyebaran virus H7N9 tidak lagi terjadi di timur negara itu. Untuk pertama kalinya, Sabtu (13/4) dilaporkan bahwa seorang pasien terinfeksi H7N9 di Kota Beijing.

Kantor Berita Xinhua melaporkan bahwa seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun dirawat di sebuah rumah sakit di ibu kota Tiongkok akibat terinfeksi H7N9. Namun, kondisinya dilaporkan sudah stabil.

Dokter tidak menemukan adanya indikasi terinfeksi pada dua orang yang memiliki hubungan dekat dengan bocah itu. Ayah sang bocah dikabarkan pedagang unggas hidup.

Bocah tersebut dilaporkan mengalami demam, radang tenggorokan, dan pusing sejak Kamis lalu (11/4). Lantas, orang tuanya membawa dia ke rumah sakit. Tes atas sampel darahnya menyatakan bahwa dia positif terinfeksi H7N9. Pusat kontrol penyakit setempat memastikan kembali hasil tes itu kemarin.

Situs resmi radio pemerintah Tiongkok memperlihatkan foto sang bocah yang terbaring di rumah sakit dengan mengenakan masker biru. Beberapa boneka menemani di sampignya.

Beijing telah menutup semua pasar unggas dan melarang burung dara untuk adu balap. Pemerintah memerintahkan peningkatan pengawasan atas unggas di Beijing maupun orang-orang yang berisiko terinfeksi, seperti para peternak, pengantar, dan pedagang unggas.

Merebaknya flu burung di Beijing itu memicu kecemasan warga. Itu terungkap lewat Weibos, situs jejaring soal ala Twitter. ’’Ini kasus pertama di Beijing. (Wabah flu burung) itu tampaknya mulai muncul di utara. Ini pertanda buruk,’’ tulis seorang pengguna internet.

Sejauh ini, telah dilaporkan 46 kasus H7N9 di Tiongkok. Dari jumlah tersebut, 20 kasus dilaporkan di Shanghai. Di kota itulah, kasus H7N9 kali pertama muncul sebelum juga meluas ke beberapa kota di timur Tiongkok. Wabah itu telah merenggut 11 nyawa sejak penemuan kasus pertama pada manusia bulan lalu.

Mengutip pejabat kesehatan, Xinhua melaporkan bahwa virus tersebut bisa jadi dibawa masuk ke Tiongkok melalui migrasi burung yang kemudian menginfeksi unggas lain. Virus itu mengakibatkan sakit parah pada sebagian besar orang yang terinfeksi. Hal itu memunculkan kekhawatiran bahwa jika bisa ditularkan dengan mudah, virus tersebut akan menjadi pandemik flu yang mematikan. Namun, para pejabat Tiongkok menyatakan bahwa belum ada indikasi ke arah itu. (RTR/AFP/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terlibat Perkosaan, 12 Perwira Militer Dipecat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler