Korban Pesawat Cessna Dimakamkan

Minggu, 21 September 2014 – 07:23 WIB

SIDOARJO - Mulyono tidak menduga anak bungsunya, Harits Yondi Adzkarahman, 21, akan meninggalkannya begitu cepat. Yondi tewas setelah pesawat latih jenis Cessna 72P milik Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang diterbangkannya jatuh di persawahan Desa Marengan Daya, Kota Sumenep, Jumat (19/9).
 
Kesedihan mendalam juga terlihat pada Tridiah Prastiti, ibu Yondi. Jenazah Yondi dimakamkan kemarin pagi (20/9). Keluarga dan teman-teman dekat mengiringi kepergian pria kelahiran 3 September 1993 itu. Dia dikebumikan di pemakaman Desa Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo.
 
Pada saat kejadian, Yondi, siswa Merpati Pilot School (MPS) yang tengah mengikuti latihan sebagai syarat kelulusan menjadi pilot profesional, terbang tanpa didampingi instruktur. Dia terbang untuk mengasah kemampuan take off dan landing.
 
Teman semasa SMP Yondi, Anggarfian Puncak, turut mendatangi pemakamannya. "Dia anak yang periang," kenangnya. Sejak SMP dia bercita-cita menjadi pilot. Mereka dulu sama-sama bersekolah di SMPN 1 Surabaya.
 
Perwakilan dari MPS juga menghadiri pemakaman Yondi. Teman seangkatan dan instruktur penerbangan turut hadir dalam pemakaman tersebut. "Dia anak yang ceria dan cepat menangkap pelajaran," ujar Herdono Sumantri, instruktur penerbangan MPS.
 
Pada kesempatan itu, mereka menyerahkan seragam Yondi kepada ayahnya. Rombongan dari MPS kemarin tidak singgah lama. Sebab, mereka akan langsung berangkat ke lokasi jatuhnya pesawat.
 
Di lingkungan keluarganya, Yondi dikenal sebagai anak pemberani. "Dia juga memiliki kemampuan motorik yang bagus," kata Mulyono. Karena itu, Yondi selalu dipercaya untuk menyetir setiap kali dirinya sekeluarga pergi ke luar kota.
 
Sebelum di MPS, Yondi juga pernah menempuh pendidikan penerbangan, yaitu di Wings Flying School (WFS), pada usia 19 tahun. "Saat itu dia juga diterima di Unesa, namun memilih menjadi pilot," kata Mulyadi.
 
Namun, pada 2013 dia mundur dari WFS dan bersekolah di Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY). Studinya di UTY juga tidak berlangsung lama. Sekitar enam bulan bersekolah, dia mendapatkan panggilan dari MPS. Dia pun menyambung kembali cita-citanya untuk menjadi pilot.
 
Penggemar klub Manchester City itu termasuk pilot berbakat dalam MPS. Terbukti, Rabu (24/9) dia akan mengikuti tes akhir sebagai pilot dan mendapatkan sertifikat PPL (private pilot license) tahun depan. (laz/c9/sof)

BACA JUGA: Indonesia Jadi Tujuan Pedofil Mancanegara

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tidak Ada Politisasi Hukum di Kasus Anas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler