JAKARTA - Seorang korban tragedi Sampang, Zaini, mengaku kecewa dengan aparat kepolisian tekait peristiwa berdarah yang menyebabkan korban tewas dan luka-luka dari warga muslim Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Minggu (26/8) pagi. Zaini justru menyebut polisi memerintahkan penyerang untuk maju ke dusun yang sudah dikepung.
Kekecewaan Zaini disampaikannya saat dihubungi LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Jakarta melalui sambungan telepon yang didengar wartawan di kantor LBH, Jakarta, Senin (27/8). "Polisi kurang menindaklanjuti kasus ini, padahal mereka (pelaku kekerasan) sudah jelas melakukan kriminal. Kami dikepung, polisi cuma empat orang. Kita disuruh mundur, tapi pihak penyerang disuruh maju," ungkap Zaini yang mengaku berada di lokasi pada saat penyerangan berlangsung kemarin pagi.
Dipaparkannya, polisi juga sulit dihubungi warga sebelum penyerangan berlangsung. Setelah tahu ada bentrokan, katanya, kepolisian juga hanya mengirim empat orang anggotanya.
"Polisi kebanyakan asal ngomong akan menindaklanjuti. Tidak ada satupun pelaku penyerangan yang ditangkap oleh polisi," tutupnya.
Hal serupa juga disampaikan Iklil yang juga kakak Zaini. Menurut Iklil, dirinya kemarin pagi sekitar pukul 09.00 WIB sempat menelpon Polsek Omben dan Polres Sampang guna menginformasikan adanya eskalasi massa yang mencekam di sekitar kampungnya. "Laporan via telepon itu diterima dan ditanggapi dengan janji akan mngirimkan anggota polisi ke TKP. Terlihat tidak lebih dari lima orang personil kepolisian yang berada di sana," ujar Iklil.
Keberadaan polisi yang hanya beberapa orang itu gagal dan tidak berdaya mengantisipasi kekerasan. Seperti biasanya, kata Iklil, polisi justru cenderung menyalahkan warga Syiah sebagai biang keladi masalah itu.
Sementara itu dari lokasi pengungsian, seorang ibu bernama Hani mengaku terdapat sekitar 250 warga bersama anak-anaknya. Dia mengaku sudah mendapat bantuan dari warga sekitar yang peduli. Hanya saja, jumlahnya tidak mencukupi.
"Sudah ada bantuan makanan dan pakaian namun masih terbatas dari orang-orang dekat sini aja," tutur Hani yang pada saat kejadian sempat dirinya dicegat dan diancam dibakar oleh massa.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dalami Korupsi Al Quran, 3 Pejabat Kemenag Diperiksa KPK
Redaktur : Tim Redaksi