Jumlah korban yang tewas dalam serangan kelompok teroris ke sebuah kompleks hotel dan belanja di Nairobi (Kenya) adalah 21 orang, dengan lima anggota kelompok miiltan juga tewas. Serangan Teror di Kenya
BACA JUGA: Mahasiswi Program Pertukaran Asal Israel Tewas Dibunuh di Melbourne
Menurut polisi, salah seorang korban yang tewas adalah warga Amerika Serikat yang sebelumnya selamat dari tragedi 11 September di New York tahun 2001.
Menurut Kepala Polisi Kenya Joseph Boinnet, dua orang lain yang dituduh membantu serangan juga ditahan, dengan jumlah korban tewas meningkat setelah petugas keamanan menemukan enam mayat lagi, dan juga meninggalnya seorang polisi yang terluka.
BACA JUGA: Bali Belum Siap Terapkan Pungutan 10 Dollar AS Per Orang ke Turis Asing
Dua puluh delapan orang lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit.
Dalam pidato televisi yang disiarkan secara nasional, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa operasi sepanjang malam oleh pasukan keamanan untuk menguasai kembali kompleks elite tersebut sudah berakhir dan seluruh anggota militan tewas.
BACA JUGA: Satu Dari Tiga Pekerja PBB Klaim Alami Pelecehan Seksual
"Kami akan mencari setiap orang yang terlibat dalam pendanaan, perencanaan, dan yang melakukan tindakan yang keji ini." kata Kenyatta.
Dalam serangan yang menunjukkan kemampuan kelompok Al-Shabbaab untuk terus menyerang ibukota Kenya walau mengalami kemunduran di lapangan, anggota kelompok ekstrimis ini menyerang kompleks hotel itu menggunakan senjata dan bahan peledak.
Rekaman dari kamera CCTV yang ditunjukkan kepada media lokal menunjukkan seorang pembom bunuh diri meledakkan diri di kawasan berumput di komplkes, dengan ledakan dan asap membubung dari posisi dimana dia berdiri.
Dari korban penduduk sipil, 16 diantaranya adalah warga Kenya, satu warga Inggris, dan tiga lainnya berasal dari Afrika namun masih belum jelas kewarganegaraan mereka.
Seorang warga Amerika Serikat yang tewas bernama Jason Spindler, salah satu pendiri dan direktur pelaksana perusahaan yang berbasis di San Francisco I-DEV International. Photo: Salah satu korban tewas di Nairobi adalah Jason Spindler. (AP)
Menurut ibunya, Spindler juga hampir menjadi korban tragedi 11 September 2001.
Dia ketika itu bekerja di sebuah perusahaan keuangan di World Trade Center di New York namun ketika serangan terjadi pagi itu, Spindler terlambat datang ke kantor, dan baru keluar dari stasiun kereta bawah tanah ketika salah satu gedung WTC itu runtuh.Serangan adalah jawaban dari langkah pemindahan kedutaan di Israel oleh Trump
Kelompok Al Shabaab, yang berbasisi di negeri tetangga Kenya, Somalia, dan bersekutu dengan al-Qaida mengatakan bertanggung jawab atas serangan, dan mengatakan ini sebagai jawaban atas keputusan Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Video: CCTV footage captured images of at least four extremists entering the hotel complex in Nairobi. (ABC News)
Sebuah pernyataan yang disiarkan radio propaganda milik kelompok tersebut, Andalus mengatakan kepentingan ekonomi Amerika Serikat dan Israel akan menderita sepanjang mereka tidak menghormati hak warga Palestina.
Sementara serangan udara AS dan Uni Afrika di Somalia sudah berhasil mengurangi kemampuan Al-Shabaab untuk terus beroperasi namun kelompok tersebut masih mampu melakukan serangan sebagai balasan aatas serangan militer Kenya.
Pertumpahan darah di ibukota Kenya terseut tampaknya sengaja dilakukan untuk merusak citra negara tersebut sebagai negara yang stabil, dan juga merusak industri pariwisaya, sumber pendapatan utama.
Pemerintah mengatakan pada hari Selasa malam bahwa seluruh gedung sudah berhasil diamankan.
Namun hari Rabu pagi, suara tembakan masih terdengar dan belasan orang yang terperangkap berhasil diselamatkan hari Rabu malam. Photo: Warga sipil mencoba menyelamatkan diri dalam serangan kelompok ekstrimis ke sebuah kompleks perhotelan di Nairobi. (AP: Khalil Senosi)
Beberapa ledakan keras terdengar hari Rabu, di saat petugas berusaha membersihkan kompleks tersebut dari ranjau dan bahan peledak lain.
Pengumuman Presiden Kenyataa bahwa operasi keamanan sudah selesai adalah 20 jam setelah adanya laporan pertama mengenai serangan.
Palang Merah Kenya mengtatakan 50 orang masih belum diketahui keberadannya, namun banyak diantara mereka diperkirakan tidak berada di lokasi kejadian ketika serangan terjadi.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
ABC/AP
Ikuti berita-berita dari ABC Indonesia lainnya di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Debat Capres-Cawapres Masih Dianggap Penting Pemilih