Korut Bikin Perhitungan dengan AS

Siagakan Roket untuk Menyerang

Sabtu, 30 Maret 2013 – 05:39 WIB
SEOUL - Ketegangan di Semenanjung Korea semakin tak terkendali. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menyetujui rencana menyiagakan roket yang akan dipakai untuk menyerang target Amerika Serikat. Reaksi tersebut muncul untuk merespons diterbangkannya pesawat siluman pengebom B-2 langsung dari pangkalan udara militer AS ke wilayah udara Korea Selatan dalam rangkaian latihan militer gabungan.
 
Dalam rapat dengan pimpinan militer kemarin pagi (29/3), Kim menyatakan bahwa sudah waktunya membuat perhitungan dengan imperialis AS terkait dengan situasi terakhir di Semenanjung Korea. Pernyataan keras tersebut dianggap sebagai ultimatum bagi negara rivalnya.
 
Roket-roket itu disiagakan untuk menembak target AS, seperti pangkalan militer di Pasifik dan Korea Selatan. "Jika mereka (AS) memprovokasi dengan kekuatan militer besar, kita harus membalasnya dengan serangan tanpa ampun ke wilayah AS, wilayah kekuasaannya, pangkalan militer di Pasifik, termasuk Hawaii dan Guam, serta di Korea Selatan," tulis Kantor Berita KCNA mengutip pernyataan putra Kim Jong-il itu.
 
Media Korut juga melansir sebuah foto Kim yang bertemu dengan petinggi militer kemarin. Dalam gambar tersebut, pemimpin muda itu duduk sambil mencermati setumpuk dokumen di meja dengan didampingi empat perwira militer.
 
Di dinding belakang mereka tergantung sebuah peta bertulisan "strategi pasukan untuk menarget wilayah AS". Tampak jelas garis lurus menunjuk sejumlah titik di Pasifik pada gambar wilayah AS.
 
Korea Selatan dan AS terus mengawasi setiap perkembangan teknologi rudal Korut, baik jarak pendek, tengah, maupun jauh. Sebagai bentuk dukungan dari ultimatum Kim Jong-un tersebut, puluhan ribu tentara dan warga sipil Korut mengadakan aksi turun ke jalan di Pyongyang. Mereka mendukung penyerangan ke target-target AS.
 
Demonstrasi di lapangan Kim Il-Sung itu dihadiri tentara, veteran, pekerja, dan pelajar. Mereka semua mengenakan seragam militer. Meski demikian, Jon-un tidak tampak hadir dalam aksi tersebut.
 
Televisi nasional menyatakan, aksi itu dilakukan untuk mendukung keputusan yang dikeluarkan komandan tertinggi Tentara Rakyat Kora (KPA) Selasa lalu (26/3) agar menyiagakan unit roket di garis depan. Keputusan itu disetujui Kim kemarin. "Pernyataan (Kim Jong-un) tersebut adalah ultimatum dari KPA kepada imperialis AS," ujar seorang koordinator aksi mengawali orasinya.
 
Di bawah foto raksasa Kim Jong-il dan ayahnya Kim Il-sung, massa yang terdiri atas sipil dan tentara mengucapkan loyalitas kepada pemimpin mereka. "Ayo, menjadi senjata dan bom bagi pemimpin kita terhormat Kim Jong-un," seru mereka sambil mengepalkan tinju secara bersamaan. "Kami siap menghancurkan musuh untuk kemenangan kita semua," lanjutnya.
 
Dari sebuah perhitungan kekuatan roket Korut, ada empat rudal yang menjadi andalan negeri komunis tersebut. Menurut data Council for Foreign Relations, ada rudal jarak dekat Nodong dengan jangkauan 1.000 kilometer. Rudal tersebut bisa langsung menembak semua target di wilayah Korsel.
 
Kedua, ada Taepodong-1 dengan jangkauan tembak 2.200 kilometer. Rudal itu mampu menjangkau wilayah Tiongkok dan Rusia. Ketiga, Musudan yang mampu menembak target pada jangkauan 4.000 kilometer. Rudal tersebut bisa menembak target di Alaska dan Amerika Serikat. Yang terjauh adalah Taepodong-2 yang bisa menjangkau Kanada. (cak/c7/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekanan Gucci PPR, Konfirmasi Ganti Nama

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler