jpnn.com, PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memandu proyek persenjataan nuklir negara itu, serta menyerukan lebih banyak produksi bahan nuklir setaraf persenjataan untuk peningkatan eksponensial senjata nuklir mereka, kata media pemerintah di Pyongyang pada Selasa.
Kim juga memeriksa sesuatu yang tampak seperti hulu ledak nuklir taktis pada Senin (27/3), saat Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) melakukan latihan angkatan laut gabungan, yang melibatkan kapal induk bertenaga nuklir AS.
BACA JUGA: Kishida Berjanji Selamatkan Warga Jepang yang Diculik Korut
Pemimpin Korut tersebut menyerukan persiapan "sempurna" untuk penggunaan senjata nuklir "kapan pun dan di mana pun", saat dirinya menerima arahan dari Institut Senjata Nuklir tentang kekuatan nuklir negara itu, menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
"Kita tidak boleh puas dengan upaya mengonsolidasikan postur respons menyeluruh dari kekuatan nuklir kita dan harus terus berusaha memperkuat kekuatan nuklir terus-menerus," kata Kim sebagaimana dikutip KCNA.
BACA JUGA: Makin Songong, Korut Umumkan Bakal Luncurkan Rudal Akhir Pekan Ini
Dia menekankan perlunya "memperluas produksi bahan nuklir tingkat senjata yang berpandangan jauh ke depan dan terus memacu produksi senjata nuklir secara kuat guna memenuhi sasaran negara untuk meningkatkan senjata nuklir secara eksponensial, kata KCNA dalam laporan berbahasa Inggris.
Kim meninjau sistem manajemen gabungan senjata nuklir negara itu, "Haekbangashoe", yang berarti "pemicu nuklir" dalam bahasa Korea, serta memeriksa rencana dan perintah tertulis untuk operasi serangan balik nuklir.
BACA JUGA: Korsel Yakin Korut Tembakkan 4 Rudal Jelajah, Amerika Ikut Bergerak
Media pemerintah Korut itu merilis beberapa foto Kim Jong-un tengah memeriksa sesuatu yang tampak seperti hulu ledak nuklir taktis bernama "Hwasan-31" untuk pertama kalinya.
Beberapa foto menunjukkan sekitar 10 hulu ledak nuklir taktis dalam barisan, dengan maksud jelas untuk menunjukkan bahwa negara itu dapat memasang hulu ledak tersebut pada beberapa peluncur roket super besar atau rudal jelajah yang menargetkan Korsel.
Ancaman nuklir Korut muncul saat Seoul dan Washington menggelar latihan pendaratan pesawat amfibi Ssangyong, yang dijadwalkan akan berakhir Senin depan.
Kapal induk USS Nimitz dan gugus tempurnya mengadakan latihan gabungan dengan ase Angkatan Laut Korsel pada Senin di perairan pulau resor selatan Jeju. Kapal induk tersebut selanjutnya dijadwalkan akan berlabuh di pelabuhan tenggara Busan.
Korut mengintensifkan uji coba senjata mereka bulan ini untuk memprotes latihan militer Korsel-AS, yang dipandang oleh negara itu sebagai latihan invasi untuk melawan mereka.
Dalam pengumuman terpisah, KCNA menyebutkan sebuah unit rudal melakukan latihan menembak yang mensimulasikan serangan nuklir taktis pada Senin.
Latihan itu melibatkan dua rudal balistik taktis darat-ke-darat dengan mode serangan "ledakan udara nuklir", kata KCNA.
Hulu ledak nuklir tiruan diledakkan 500 meter di atas target di lepas pantai Pulau Kim Chaek, Provinsi Hamgyong Korut.
Militer Korsel pada Senin mengatakan bahwa Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek dari area Chunghwa di selatan Pyongyang.
Rudal tersebut terbang sekitar 370 kilometer sebelum mendarat di Laut Kuning.
Korut juga mengatakan mereka melakukan uji coba lain dari sistem senjata bawah laut berkemampuan nuklir pada Sabtu hingga Senin.
"Drone serang nuklir bawah laut tipe Haeil-1" meluncur di sepanjang jalur "bergerigi dan oval" di Laut Kuning selama 41 jam, 27 menit, dan memulai uji coba hulu ledak di bawah air, kata KCNA.
Korut pada Jumat mengatakan mereka telah menguji coba drone serangan nuklir bawah laut baru mereka yang dapat menghasilkan "tsunami radioaktif."
Militer Korsel meragukan klaim Korut, serta mengatakan bahwa uji coba tersebut mungkin dibesar-besarkan dan pengembangan senjata semacam itu oleh Korut tampaknya masih dalam tahap "awal". (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif