jpnn.com, PYONGYANG - Kementerian Luar Negeri Korea Utara menuduh Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan menciptakan "NATO versi Asia" karena mengadakan latihan militer trilateral awal bulan ini, demikian lapor kantor berita pemerintah Korut KCNA pada Minggu.
“AS saat ini mengklaim bahwa hubungan AS-Jepang-ROK hanyalah hubungan kerja sama untuk memperkuat stabilitas dan keamanan regional dan tidak berarti menjadi NATO versi Asia, tetapi hal tersebut hanyalah retorika untuk menghindari kritik internasional terhadap pembentukan blok yang agresif," kata kementerian tersebut.
BACA JUGA: Korut Bongkar Jalur Kereta Antar-Korea, Upaya Menghapus Sejarah?
Pada akhir pertemuan puncak Kamp David, AS, Jepang dan Korsel sepakat untuk menanggapi segera segala bentuk ancaman terhadap mereka, bunyi pernyataan itu.
“Ini pada dasarnya mengingatkan pada prinsip pertahanan kolektif NATO,” tambahnya.
BACA JUGA: Amerika Kecam Persahabatan Rusia & Korut yang Makin Erat
Ketiga negara tersebut sudah berbagi data ancaman rudal secara waktu nyata, demikian bunyi pernyataan tersebut.
“Ketika NATO mengadakan latihan militer gabungan tahunan di semua bidang termasuk darat, laut, udara, dan dunia maya, AS, Jepang, dan Korsel memutuskan untuk secara rutin mengadakan latihan militer gabungan multi-domain tripartit. Ini berarti bahwa hubungan AS-Jepang-Korsel telah menyerupai NATO versi Asia,” ujar Kemenlu Korut.
BACA JUGA: Korut: Amerika dan Pengikutnya Akan Mengalami Kekalahan Menyedihkan
Tidak seperti AUKUS, blok militer trilateral baru tersebut adalah “mekanisme perang dan serangan” yang siap berkonfrontasi militer dengan negara-negara lain atas perintah Washington, lanjutnya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa aliansi militer trilateral Washington, Seoul dan Tokyo bertujuan tidak hanya melawan Korut, tetapi juga untuk membendung Moskow dan Beijing.
Satu-satunya ancaman nyata di kawasan Indo-Pasifik adalah kebijakan AS, sementara masalah lainnya, termasuk kebijakan rudal Korut, harus diselesaikan melalui respons kolektif, menurut Kemenlu Rusia.
Sebelumnya pada Sabtu (29/6), latihan militer tiga hari yang melibatkan Jepang, AS, dan Korsel, Freedom Edge, berakhir di Laut China Timur.
Latihan yang akan dilakukan setiap tahun itu, dirancang pada pertemuan puncak tiga pihak di Camp David pada Agustus lalu untuk meningkatkan kerja sama militer di tengah ketegangan di Semenanjung Korea karena meningkatnya uji coba rudal balistik Korut. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif