Korut Siap Uji Nuklir, AS Menebar Ancaman

Selasa, 05 Februari 2013 – 07:45 WIB
SEOUL--Ketegangan di Semenanjung Korea bakal terus memanas. Itu seiring dimulainya latihan perang angkatan laut gabungan antara Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) Senin (4/2). Situasi ini diperparah dengan pernyataan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un soal kesiapan negaranya melakukan uji coba nuklir untuk kali ketiga.

Media dan kantor berita milik pemerintah Korut KCNA memberitakan bahwa Minggu lalu (3/2), dalam pertemuan tingkat tinggi Partai Buruh, Kim menerbitkan arahan strategis untuk memperkuat militer dan melindungi kedaulatan nasional. Pyongyang tidak menjelaskan isi dari tuntunan penting tersebut. Namun, para analis meyakini bahwa hal itu merujuk pada langkah-langkah persiapan uji coba nuklir Korut.

"Kami merasa Korut hampir selesai menyiapkan uji coba nuklir dan bisa melakukannya kapan saja. Saat ini mereka tinggal menunggu kebijakan politik," terang Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel Kim Min-seok.

Dia tidak menjelaskan detail informasi itu karena terkait kerahasiaan intelijen. Foto satelit terakhir menunjukkan bahwa Korut telah menutup terowongan yang mengarah ke lereng pegunungan. Lokasi tersebut diyakini akan dijadikan tempat uji coba nuklir.

Sebelumnya, Pyongyang pernah dua kali melakukan uji coba  nuklirnya, yakni pada 2006 dan 2009. Uji nuklir itu  dilakukan setelah PBB memperluas sanksi terhadap Korut terkait peluncuran roketnya pada saat bersamaan. Setelah menjatuhkan sanksi terbaru pada Korut, Dewan Keamanan (DK) PBB memerintahkan Korut menghentikan uji coba nuklirnya atau menghadapi "tindakan signifikan".

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry bersama dua koleganya dari Korsel dan Jepang pun merilis peringatan buat Korut terkait langkah provokatifnya Minggu lalu  yang merilis sinyal kesiapannya menguji coba nuklir kembali.

Dalam pembicaraan tiga pihak, Kerry bersama Menlu Kim Sung-hwan dari Korsel dan Menlu Jepang Fumio Kishida mencapai kata sepakat mengenai rencana uji nuklir Korut. "Utara (Korut, Red) harus memahami bahwa mereka akan menghadapi konsekuensi dari komunitas internasional jika terus menunjukkan perilaku yang provokatif," tutur jubir Deplu AS merangkum hasil pembicaraan itu.

Di seberang zona demiliterisasi, Presiden Korsel Lee Myung-bak juga menegaskan bahwa pemerintahannya kini telah siap menghadapi rencana uji coba nuklir Korut. Lee pun telah meninjau bunker bawah tanah yang difungsikan sebagai pusat manajemen krisis Korsel.

Sementara itu, kemarin Korsel dan AS memulai latihan militer tiga hari di perairan timur Semenanjung Korea. Dalam latihan itu, digunakan peledak asli serta dilibatkan pula manuver kapal perang dan deteksi kapal selam.

Kepala Staf Gabungan Korsel Jung Seung-jo menyatakan bahwa latihan tersebut merupakan agenda rutin yang sudah dijadwalkan sebelum ketegangan terkait uji coba nuklir Korut. Namun, latihan yang melibatkan kapal selam nuklir AS itu memeruncing ketegangan.

Menurut analis, latihan itu merupakan bagian dari strategi dua negara dalam menghadapi rencana Korut. Media Korut malah menuding latihan itu sebagai langkah awal untuk menyerang Pyongyang. Pernyataan sama juga dinyatakan Korut ketika Korsel-AS melakukan latihan militer bersama sebelumnya.

Dalam perkembangan lain, delegasi Korsel dan Tiongkok bertemu di Beijing kemarin. Dalam pertemuan itu, mereka sepakat untuk berkoordinasi dalam mencegah uji nuklir  Korut. Selama ini, Beijing menjadi sekutu dekat dan juga  penopang bantuan bagi Pyongyang.

Tiongkok tak bersedia menjelaskan apakah mereka akan mengirimkan utusan ke Korut. Begitu pula tak jelas apakah Pyongyang sudah memberitahu Beijing perihal rencana uji coba nuklirnya.

"Kami mendesak semua pihak, dalam situasi sekarang ini, untuk tidak mengambil tindakan yang akan meningkatkan ketegangan regional. Kami harap semua pihak fokus pada upaya-upaya untuk membantu meredakan ketegangan serta menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah semenanjung (Korea)," seru jubir Kemenlu Tiongkok Hua Chunying di Beijing kemarin. (CNN/AP/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akhiri Tugas setelah Tempuh Perjalanan 1,6 Juta Km

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler