Kotak Amal Saat Salat Iduladha Ganti dengan Transfer

Senin, 19 Juli 2021 – 19:18 WIB
Reisa Broto Asmoro. Foto: Humas BNPB

jpnn.com, JAKARTA - Penggunaan kotak amal keliling memiliki risiko menularkan virus.

Untuk itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro menyarankan pengumpulan amal melalui kotak infak keliling pada pelaksanaan Salat Iduladha di zona aman diganti dengan mekanisme transfer atau nontunai.

BACA JUGA: Pasutri Tinggal di Gubuk di Hutan Kota Kawasan Tol Jagorawi

"Tidak ada kotak infak tuh yang diputar-putar lagi. Bisa diganti dengan nontunai dari rumah," katanya saat hadir secara virtual pada acara Siaran Sehat Sambut Iduladha yang dipantau dari Jakarta, Senin sore.

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru itu mengatakan ketentuan lain dari pelaksanaan Salat Iduladha di luar zona Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2021.

BACA JUGA: Lagi Wudu di Kamar Mandi, Riko Tiba-tiba Mengalami Kejadian yang Tak Diduga

"Pada zona yang hijau dan kuning ini boleh (shalat Id), tapi harus mengedepankan prokes dan diperbolehkan dengan maksimal 30 persen dari kapasitas masjid dan musala dan kondisinya jemaah harus sehat, jarak diatur, harus dikasih jarak minimal satu meter," katanya.

Reisa mengatakan jemaah yang datang juga tetap harus diukur suhu tubuhnya serta disediakan pencuci tangan dengan air dan sabun yang mengalir.

Selain itu, khatib juga wajib memakai alat pelindung wajah dan masker serta menyampaikan khotbah maksimal selama 15 menit.

"Dalam khotbahnya juga disampaikan terkait protokol kesehatan," ujar Reisa.

Penyelenggara Salat Iduladha juga harus menyeleksi jemaah berdasarkan rentang usia 18 hingga 59 tahun untuk meminimalisasi risiko penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

"Juga ingat, bukan jamaah yang berisiko tinggi dan bukan yang dengan komorbid," katanya.

Reisa juga berpesan kepada panitia shalat Iduladha agar memastikan seluruh jemaah yang hadir merupakan penduduk di sekitar lingkungan masjid dan musala.

"Untuk ibu hamil tidak disarankan dan pastikan, pokoknya dari warga sekitar yang tahu pergerakannya seperti apa jadi mengurangi risiko membawa virus dari luar ke dalam," katanya.

Reisa menyarankan agar sirkulasi udara di dalam tempat ibadah harus berfungsi optimal. Caranya, dengan membuka seluruh jendela dan pintu masjid dan musala.

"Lebih baik dilengkapi juga dengan teknologi air purifier," katanya. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler