JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus didesak agar membongkar praktik korupsi di Universitas Indonesia. Untuk itu, Koordinator Gerakan UI Bersih, Ratna Sitompoel bersama enam guru besar di UI menyambangi kantor KPK, Selasa (5/6) sore.
Di KPK, Gerakan UI Bersih ditemui pimpinan KPK Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas. "Kita meminta KPK agar bisa melanjutkan apa yang pernah kami laporkan (proyek IT)," kata Ratna usai bertemu pimpinan KPK.
Meski tidak secara rinci mengungkap hasil pertemuan dengan pimpinan KPK, namun Ratna mengaku puas dengan langkah KPK. "Hasil pertemuannya tadi sangat memuaskan, KPK telah memberikan progres tentang apa yang mereka kejakan dan meminta kami bersabar karena KPK sedang menyiapkan laporannya, data-datanya juga sudah ada," tutur Ratna.
Bahkan dalam kedatangan kali ini, Ratna mengaku memberikan data baru ke KPK. UI Bersih juga membawa seorang whistleblower yang menceritakan ke KPK tentang persoalan proyek pengadaan informasi teknologi (IT) perpustakaan UI senilai Rp 21 miliar.
Ratna menambahkan, dalam pertemuan dengan pimpinan KPK itu whistleblower yang dibawanya bercerita tentang beberapa tandatangan yang dipalsukan terkait proyek IT perpustakaan UI. Tanda tangan palsu itu sudah dipastikan melalui laboratorium forensik Polri. Jumlah tanda tangan yang dipalsukan ada 11.
Apakah sudah dipastikan ada Tipikor dalam proyek IT UI dari penjelasan KPK? "Kalau itu kita belum bisa kasih tahu," tukas Ratna. Namun ia menduga ada oknum-oknum di rektorat yang melakukan korupsi proyek IT senilai Rp 21 miliar.
Terpisah, KPK mengaku telah bergerak mendalami kasus dugaan korupsi di UI. "Sudah kita lakukan pulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan). Tadi ada tambahan data baru ke KPK," ucap Johan.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkeu Merasa Masih Butuh Wamen
Redaktur : Tim Redaksi