JAKARTA - Pemungutan suara untuk pemilihan calon legislatif tinggal menghitung hari. Para tahanan KPK yang ditahan di Rutan Guntur maupun gedung KPK dipastikan mendapat izin untuk memberikan suara. Namun, untuk mekanisme saat para tahanan memberikan suara belum disampaikan Jubir Johan Budi S.P.
Dia hanya memastikan kalau tahanan tetap memperoleh haknya untuk menyalurkan suara saat pemilu nanti. Yang jelas, para tahanan nanti tetap dalam pengawasan petugas saat mencoblos. "Biasanya, tahanan itu diberi kesempatan menggunakan hak pilihnya di TPS terdekat dari tempat tahanan," katanya.
Sedangkan untuk tahanan yang dititipkan di rumah tahanan lain seperti Pondok Bambu, bisa jadi lebih mudah. Sebab, KPU biasanya membuka TPU khusus di Rutan. Seperti diketahui, minimnya kapasitas membuat beberapa tahanan dititipkan ke lain tempat. Seperti Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.
Johan belum tahu pasti apakah saat memberikan suara nanti para tahanan akan mengenakan baju tahanan. Seperti diketahui, KPK mewajibkan para tahanannya untuk mengenakan rompi oranye yang menjadi penanda bahwa mereka dihukum. Beberapa tahanan itu antara lain Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, Akil Mochtar, hingga Budi Mulya.
Sementara, Wakil Ketua Zulkarnaen usai acara penandatanganan MoU dengan Kemenkes juga memastikan hak suara itu. Dia mengatakan tahanan memang tidak kehilangan haknya. Namun, mekanismenya sudah diatur oleh KPK. "Sudah ada ketentuan, nanti diatur KPU bekerjasama dengan Rutan," jelasnya.
Dibagian lain, KPK mengirim surat terbuka kepada keluarga Indonesia berkaitan dengan pemilu. Lembaga antirasuah itu mengajak warga agar menggunakan hak suaranya pada 9 April nanti. Wakil Ketua Busyro Muqoddas meminta agar pemilih tidak tergoda dengan politik uang.
"Pilih yang jujur. Tolak segala pemberian secara terbuka atau terselubung dari calon anggota DPR, DPD, DPRD, Capres maupun Cawapres," katanya. Penolakan itu berlaku bukan hanya untuk pemberian berupa uang. Tetapi juga barang kecuali dengan atribut selama masa kampanye.
Pesan berikutnya adalah, memilih calon yang memiliki integritas. Bersikap antikorupsi, tidakmelemahkan atau menentang pemberantasan korupsi, adil, dapat dipercaya, dan bertanggungjawab. Busyro juga meminta agar tidak memilih calon yang hanya obral janji, tidak menggadaikan agama, cerdas, bersahaja, serta merakyat. (dim)
BACA JUGA: Chili Kena Gempa, 115 Daerah Waspada
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Mampu Sejajarkan Prabowo dengan Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi