jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata sempat berkonsultasi terlebih dahulu dengan KPK sebelum memutuskan nama-nama calon Plt pimpinan lembaga antirasuah itu. Konsultasi dilakukan pada hari Selasa (17/2) atau satu hari sebelum Jokowi mengumumkan keputusannya.
"Sehari sebelumnya (diumumkan) ada dari pihak istana nanya ke KPK, kalau ada usulan Plt, siapa yang diusulkan," kata Deputi Pencegahan KPK, Johan Budi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (19/2) dini hari.
BACA JUGA: Abbott Beri Sinyal Australia tak Tulus Bantu Tsunami
Kemudian, Tim Krisis KPK yang dipimpin oleh Johan sendiri, membahas wacana tersebut. Hasilnya, terpilih tujuh orang yang dinilai layak untuk direkomendasikan kepada Jokowi.
"Tapi tidak ada satupun yang dari dalam (internal) KPK," lanjut mantan wartawan ini.
BACA JUGA: Belum Aman, Dua Plt itu Sering ââ¬ÅSerangââ¬Â KPK
Alasan tim tidak merekomendasikan orang dalam KPK, lantaran dinilai kurang tepat untuk mengatasi masalah yang tengah dihadapi KPK saat ini. Masalah yang dimaksud Johan adalah, memanasnya hubungan dengan Polri dan upaya pelemahan KPK.
"Karena kami anggap bahwa harus ada orang yang mampu menyelesaikan persoalan ini, kalau dari internal kan gak pas juga," ungkap Johan.
BACA JUGA: Ratusan Pelamar CPNS Tertipu, Calo Keruk Miliaran Rupiah
Dia tidak menyebutkan, siapa saja yang masuk dalam rekomendasi KPK tersebut. Johan hanya mengatakan di antaranya ada anggota Tim Konsultatif Independen bentukan Jokowi yang populer dengan sebutan Tim 9.
Seperti telah diketahui, pada akhirnya Jokowi tetap memasukan satu orang dalam KPK di antara tiga Plt pilihannya. Orang itu tidak lain adalah Johan Budi sendiri. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tentang Perjalanan Karir Badrodin Haiti
Redaktur : Tim Redaksi