Kram Perut Bertubi-tubi Saat Haid? Waspadai Gejala Endometriosis

Minggu, 30 Maret 2014 – 21:46 WIB

jpnn.com - ENDEMETRIOSIS sepertinya bukan penyakit yang populer di kalangan para wanita. Padahal sebuah studi memperkirakan secara global penderita gangguan ini mencapai 176 juta orang.

"Normalnya, menstruasi terjadi karena lapisan di dalam rahim menebal lalu luruh ketika sel telur yang telah dibuahi dan melewatinya tidak menempel. Tapi ketika lapisan ini tumbuh di luar rahim seperti di ovarium atau di dalam rongga pinggul, maka lapisan itu akan meradang dan tumbuh secara tak beraturan," kata pakar endokrinologi reproduksi dari Southern California Reproductive Center, Shahin Ghadir, MD, seperti dilansir laman Everyhting Sugar, Sabtu (29/3).

BACA JUGA: Kacamata Pintar Ini Bikin Sel tumor Terlihat Bersinar

Itulah yang kemudian menyebabkan nyeri atau kram pinggul hebat selama haid, disertai dengan munculnya jaringan parut di seputaran rahim.

Tidak hanya itu, kondisi semacam ini juga bisa menimbulkan kista besar pada ovarium (endometrium). Sayangnya, banyak dokter yang masih belum mengetahui apa penyebab kondisi ini.

BACA JUGA: Eropa-Amerika Pilih Pantat, Asia Pilih Wajah

"Dokter juga butuh waktu bertahun-tahun agar bisa mendiagnosis apakah seorang wanita mengidap penyakit misterius ini atau tidak. Dan satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan bedah biopsi," kata Ghadir lebih lanjut.

Setidaknya Ghadir memperingatkan bagi wanita yang sering mengalami gejala seperti nyeri pinggul kronis, kram haid parah, munculnya bercak darah sebelum haid, terasa sakit saat buang air kecil (terutama saat menstruasi) dan rasa tidak nyaman atau perih ketika berhubungan seksual, bisa jadi mereka terkena endometriosis.

BACA JUGA: Selfie Picu Tren Operasi

Ghadir kemudian menjelaskan beberapa alternatif untuk meredakan gejala ini sebelum dokter memutuskan harus biopsi. Pilihan yang dimaksud antara lain:

1. Konsumsi pil KB untuk menstabilkan hormon. Dan jika kadar hormonnya bisa turun, biasanya gejala endometriosis juga akan mereda.

2. Suntikan Lupron setiap satu bulan sekali atau sekali dalam tiga bulan. Obat ini menurunkan kadar estrogen sehingga calon pasien tidak memiliki siklus bulanan yang normal.

Namun yang perlu diwaspadai selain munculnya jaringan parut dan kista, endometriosis juga mengganggu tingkat kesuburan seorang wanita, apalagi endometriosis belum ada obatnya.
Hanya saja kondisi ini dapat diatasi dengan membekukan sel telur agar dapat digunakan untuk terapi kesuburan atau program bayi tabung di masa depan. Bila cara ini berhasil membuat pasien mengandung, gejala endometriosisnya juga akan mereda. (fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penyebab Bayi Cegukan di Dalam Janin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler