jpnn.com, JAKARTA - Untuk menjamin keselamatan pelayaran di seluruh perairan Indonesia, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) senantiasa melakukan pemutakhiran Peta Laut Indonesia (PLI) melalui Operasi Survei dan Pemetaan (Opssurta) Hidro-oseanografi.
Setelah KRI Rigel-933, Komandan Satuan Survei Pushidrosal (Dansatsurvei) Kolonel Laut (P) Nunung Suhartono kembali memberangkatan KRI Spica-934 di perairan laut Jawa untuk melaksanakan survei dan pemetaan.
BACA JUGA: Kaskoarmada II Tinjau Latihan Jungle Survival Prajurit KRI
KRI Spica-934
BACA JUGA: PORAL 2018: Korps Marinir Juara I Lomba Dayung Perahu Naga
Kapal perang jenis Bantu Hidro-oseanografi (BHO) dengan komandan Letkol Laut (P) Hengki Iriawan ini menggelar operasi survei dan pemetaan (opssurta) di perairan Laut Jawa. Survei tersebut digelar dalam rangka mengumpulkan data kelautan untuk kepentingan keselamatan pelayaran dan kepentingan pertahanan.
Sebelum bertolak, KRI Spica 934 telah melaksanakan pemantapan kondisi teknis. Selain itu, KRI Spica 934 juga melaksanakan uji terampil dalam rangka memastikan seluruh personel siap melaksanakan tugasnya.
BACA JUGA: TNI-Polri Komponen Utama Keamanan dan Stabilitas Nasional
Kapal survei canggih milik TNI AL tersebut akan melaksanakan operasi survei dan pemetaan dengan kegiatan di antaranya pengukuran kedalaman laut (Bathimetry), pencitraan dasar laut dengan menggunakan side scan sonar, pengukuran pasang surut air laut.
Selain itu, pengukuran arus dan gelombang laut, pengukuran sedimentasi, serta pengambilan contoh dasar dan air laut.
Kadisinfolahta Pushidrosal, Kolonel Laut (KH) Danang Rimbawa menjelaskan KRI Spica-934 merupakan kapal jenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV). Kapal tersebut merupakan kapal kedua yang didatangkan dari Prancis, setelah KRI Rigel-933, yang masuk ke dalam sejarah baru di jajaran kapal-kapal TNI AL dalam armada kapal modern, khususnya kapal survei hidro-oseanografi.
Kapal yang terbuat dari alumunium dengan bobot 560 ton dengan panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter ini, dilengkapi peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1.000 meter dan mengirim kembali data secara periodik ke kapal utama dalam hal ini kapal BHO.
Kapal ini juga dilengkapi Remotely Operated Vehicle (ROV), Side Scan Sonar, Laser Scaner untuk mendapat gambaran daratan, dan Automatic Weather Station, Echosounder Multibeam laut dalam dan Singlebeam, Peralatan Conductivity Temperatureand Depth (CTD), Gravity Cores, kelengkapan Laboratorium serta kemampuan survei perikanan.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 650 Personel Koarmada II Gelar Latihan Kesiapsiagaan
Redaktur & Reporter : Friederich