jpnn.com, SIDOARJO - Kecamatan Krian meresmikan 44 bank sampah desa dan satu induk. Dengan bank sampah tersebut, diharapkan Krian menjadi zero waste dan mempelopori gerakan Sidoarjo bebas sampah. Peresmian itu dilaksanakan di lapangan SMA Al-Islam Krian. Perwakilan dari 22 desa se-Kecamatan Krian hadir. Tampak pula Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan.
Ketua BKA (Badan Kerja Sama Antar-LKM/BKM) Se-Kecamatan Krian Slamet Seksono menerangkan, peresmian bank sampah tersebut bekerja sama dengan tim Kotaku (Kota tanpa Kumuh). ''Latar belakangnya, masih banyak warga yang asal buang sampah. Tidak ada pengelolaan. Karena itu, harus ada perubahan,'' katanya.
Sebelumnya, ada lima bank sampah di tingkat desa. Yakni, Desa Sidorejo, Tempel, Sedengan Mijen, Tropodo, dan Sidomulyo. Ditambah satu BSI (bank sampah induk) milik kecamatan. Di sana, sampah akan dipilah menjadi kering dan basah. ''Kemudian, BSI akan mengambili sampah kering di setiap bank sampah desa," tuturnya.
Dari lima desa itu, bisa terkumpul 5 ton sampah kering. Sampah tersebut akan diberikan ke perusahaan yang sudah bekerja sama. Untuk mengambil sampah, BSI hanya memiliki dua truk. Dengan penambahan bank sampah menjadi 44 unit, pekerjaan akan bertambah. ''Perlu kerja keras dan dukungan juga," ucapnya.
Camat Krian Agustin Iriani menjelaskan, 44 bank sampah di tiap desa sangat berpengaruh terhadap jumlah sampah yang akan dibawa ke TPA (tempat pembuangan akhir). ''Kami berharap Krian jadi nol sampah atau zero waste," ujarnya.
Wawan -panggilan Sullamul Hadi Nurmawan- mengapresiasi apa yang telah dilakukan Kecamatan Krian. Gerakan pengelolaan melalui bank sampah merupakan terobosan menarik untuk mengurangi volume sampah. ''Pengelolaan sampah di tingkat desa saat ini di bawah pengawasan tingkat kecamatan,'' jelas politikus PKB itu. (oby/c18/hud)
BACA JUGA: Insinerator, Solusi Masalah Sampah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sampah DKI di Bantargebang Diklaim Bisa jadi Sumber Listrik
Redaktur : Tim Redaksi