Kripto Bisa Jadi Opsi Pembayaran Jaminan Sosial, Indonesia Kapan?

Jumat, 05 Juli 2024 – 10:33 WIB
Permintaan mata uang Kripto diprediksi meningkat. Foto dok. Octa

jpnn.com, JAKARTA - Warga Filipina bisa membayar kontribusi Social Security System (SSS) mereka menggunakan Tether (USDT) di blockchain The Open Network.

Social Security System di Filipina merupakan program asuransi sosial yang dikelola oleh negara.

BACA JUGA: Jumlah Investor Kripto Indonesia Capai 20 Juta Orang, Pengguna Indodax 6,7 Juta

Program ini melayani pekerja di sektor formal, informal, dan swasta yang bertujuan untuk membantu warga negara di masa-masa sulit.

Program ini terdiri dari dua bagian utama, jaminan sosial dan kompensasi karyawan.

BACA JUGA: Gandeng Puluhan Merchant di PRJ, Indodana Targetkan Peningkatan Transaksi 30 Persen

Kemitraan ini memperlihatkan bagaimana stablecoin seperti USDT dan teknologi kripto bisa membuat hidup sehari-hari lebih mudah, nyaman, dan transparan dengan menggunakan platform terdesentralisasi yang menggunakan teknologi blockchain.

“Langkah Tether untuk memperkenalkan pembayaran USDT bagi kontribusi jaminan sosial di Filipina merupakan tonggak penting dalam adopsi stablecoin. Hal Ini menunjukkan bagaimana teknologi blockchain dapat digunakan sebagai pembayaran yang sah dan memberikan kenyamanan bagi pengguna. Harapannya, bisa membuka peluang bagi negara-negara lain untuk mengadopsi teknologi kripto untuk beragam kebutuhan," ujar Oscar Darmawan, CEO INDODAX.

BACA JUGA: Kinerja 2023 Baik, BKI Gelar RUPS

Oscar menambahkan dengan semakin banyaknya negara yang mulai mengadopsi teknologi blockchain, maka bisa dikatakan bahwa peran blockchain semakin nyata dalam kehidupan kita.

"Seperti di INDODAX sendiri, blockchain dapat membantu dalam inklusi keuangan dan dalam kehidupan sehari-hari. Di INDODAX, kami berkomitmen untuk mendukung inovasi semacam ini yang mendorong inklusi keuangan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," tutur dia.

Adopsi mata aset kripto, terutama stablecoin, telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Selain digunakan sebagai alat pertukaran di bursa terpusat, stablecoin kini menjadi sumber likuiditas utama di pasar terpusat dan terdesentralisasi.

Platform pembayaran seperti PayPal telah memperkenalkan stablecoin mereka sendiri, PayPal USD (PYUSD), sementara Ripple berencana meluncurkan stablecoinnya pada awal 2025 untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

“Hal ini tidak hanya membantu memudahkan pembayaran bagi warga Filipina, tetapi juga menyoroti pentingnya kemitraan antara perusahaan teknologi dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif. Dengan adopsi yang semakin luas, diharapkan lebih banyak negara akan melihat manfaat dari penggunaan stablecoin dalam sistem keuangan mereka,” seru Oscar.

Terjadinya kemajuan ini menandakan bahwa perkembangan aset kripto terus berjalan. Karena itu, INDODAX menyediakan platform INDODAX Academy yang dapat digunakan sebagai media belajar mengenai kripto dari nol hingga mahir.

INDODAX Academy dapat diakses gratis melalui Website, YouTube, dan media sosial INDODAX.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler