KETERSEDIAAN daging sapi di Jakarta semakin langka. Hal ini, mengakibatkan masyarakat kesulitan dan industri makanan seperti bakso dan sosis terancam gulung tikar. Harapan warga mendapatkan pasokan daging dari PD Dharma Jaya tak bisa terpenuhi, karena tak maksimalnya kinerja perusahaan daging milik daerah itu.
“Kebutuhan daging sapi di DKI Jakarta mencapai 50-60.000 ton per tahun. Namun yang mampu disediakan hanya sekitar separuhnya. Kelangkaan daging ini sudah meresahkan,” kata Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi DKI Jakarta, Jumat(9/3).
Menurutnya, pengolahan daging sebagian besar berada di Jabotabek. Mereka sangat ketergantungan dengan daging impor. Jika tidak cepat diantisipasi, puluhan ribu orang yang bergantung dalam industri daging sapi akan kehilangan pekerjaannya. Mulai dari pedagang bakso, buruh pabrik sosis dan hamburger, abon, kerupuk, catering, hotel, restoran, hingga ritel.
Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Satria Hamid menambahkan, hipermarket seoperti Carrefour, Lottemart, Hypermart, Giant dan supermarket seperti Hero, dan Alfa sudah mulai kesulitan pasokan daging sejak sebulan terakhir. “Kami harus saling berebut daging impor yang ada, sehingga harga naik, angka kisaran Rp 70.000 ini tidak wajar, sebab bukan musim hari raya,” tuturnya.
Ia mengatakan, para pengusaha ritel bukannya menginginkan impor besar-besaran, namun memang ketersediaan daging lokal sangat sedikit. Sementara kebutuhan ritel modern terhadap daging sapi per tahun mencapai 12.700 ton.
Komite Daging Sapi DKI Jakarta yang terdiri dari sejumlah asosiasi pengusaha daging ini meminta Gubernur DKI Jakarta memperhatikan kebutuhan daging sapi di DKI, serta keterjangkauan harganya. “Kami juga meminta kuota daging sapi DKI Jakarta secara khusus, karena 100 persen daging di DKI berasal dari luar (lokal daerah dan impor),” tandasnya. (wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga BBM Naik, Pajak Warteg Ditunda
Redaktur : Tim Redaksi