Krisis Energi Karena Badai Sandy

Sabtu, 03 November 2012 – 17:01 WIB
ELMSFORD - Kerusakan infrastruktur karena Badai Sandy berdampak serius pada distribusi kebutuhan pokok masyarakat. Salah satunya, bahan bakar minyak. Kemarin (2/11) pemandangan di hampir setiap SPBU seragam. Yakni, antrean mengular puluhan warga yang membutuhkan bahan bakar.
 
Mulai pukul 06.00 waktu setempat, puluhan warga Kota Elmsford, Westchester County, Negara Bagian New York, sudah berbondong-bondong menuju SPBU. Sedikitnya 30 mobil mengantre di salah satu SPBU yang masih buka. Antrean itu bahkan sampai menutup ruas jalan di depannya. Di sudut lain New York, tampak antrean puluhan warga yang menenteng jeriken di beberapa SPBU.
 
Kemarin tidak banyak SPBU yang buka. Sejak Badai Sandy menghajar daratan AS pada Senin malam lalu (29/10), sejumlah besar SPBU memang tutup. Para pemilik SPBU sengaja membentangkan garis pembatas yang berwarna kuning di sekeliling depot mereka. Tujuannya, mencegah warga menjarah di SPBU. Sebab, kelangkaan bahan bakar membuat warga marah dan bahkan mengamuk.
 
"Kami buka selama 36 jam nonstop dan terpaksa harus memanggil polisi saat hendak tutup karena warga yang mengantre mulai marah," tutur seorang pemilik SPBU di Negara Bagian New Jersey kepada New York Times. Dia mengaku ketakutan melihat emosi warga. Karena itu, dia memutuskan untuk tutup sementara dan kembali beroperasi setelah amarah warga reda.
 
Sebagai wilayah yang terkena dampak badai paling parah, jumlah SPBU yang beroperasi di New Jersey dan New York tidak sampai separo. Karena listrik masih padam, sebagian besar pemilik SPBU menutup depot mereka. Untuk memanfaatkan situasi, sejumlah pengelola SPBU sengaja menaikkan harga bahan bakar di depot mereka. Alasannya, persediaan bahan bakar menipis karena suplai belum normal.
 
Emosi warga juga meningkat karena distribusi bantuan lamban dan tidak merata. Bahkan, penduduk Borough Staten Island merasa terabaikan. Sampai hari kedua setelah badai tersebut meninggalkan Negeri Paman Sam, mereka mengaku belum mendapatkan bantuan apa pun. Baik bantuan makanan, air bersih, maupun obat-obatan.
 
Penduduk Staten Island terpaksa membersihkan sendiri tumpukan sampah karena banjir di wilayah mereka serta saling menolong dalam proses evakuasi. "Kami bahkan tidak bisa menemukan Palang Merah Amerika di sini," keluh James Molinaro, pejabat setempat. Warga terpaksa mendirikan tempat penampungan secara mandiri yang hanya bisa menampung ratusan orang.
 
"Jika malam tiba dan seluruh pintu di tempat penampungan kami tutup, ratusan orang terpaksa tak bisa masuk ke dalam. Padahal, rumah mereka hancur. Mereka pun menjadi gelandangan," tutur Molinaro. Kemarin James Oddo dari Dewan Kota New York memprotes Wali Kota Michael Bloomberg. Oddo menuding politikus 70 tahun itu hanya menyampaikan omong kosong saat berbicara soal kebersamaan.
 
"Mereka melupakan kami. Bloomberg bilang bahwa New York baik-baik saja. Tongkat estafet pertolongan dan kebersamaan sedang berjalan. Tetapi, semua itu bohong," ungkap Theresa Connor, penduduk Staten Island. Kemarin Menteri Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano dan pejabat senior Federal Emergency Management Agency (FEMA) Richard Serino dijadwalkan berkunjung ke Staten Island.
 
Secara terpisah, Perusahaan Listrik Consolidated Edison melaporkan bahwa listrik di sebagian besar wilayah New York baru bisa pulih kembali pada 11 November mendatang. "Saat ini sekitar 45 persen pelanggan di New Jersey dan sedikitnya 15 persen pelanggan di New York masih harus bertahan tanpa listrik," ujar jubir Consolidated Edison.
 
Jubir yang tidak disebutkan namanya itu berharap, listrik di Manhattan dan sebagian besar wilayah Brooklyn kembali pulih hari ini. Mulai kemarin jumlah armada subway di New York yang beroperasi lebih banyak. Tetapi, untuk sementara, pemerintah setempat tetap menggratiskan tiket kereta api dan melarang kendaraan pribadi melintas dengan kurang dari tiga penumpang.
 
Hingga kemarin jumlah korban tewas karena amuk Badai Sandy terus bertambah. Data terbaru menyebutkan, superbadai itu merenggut 98 nyawa. Sebanyak 40 di antaranya adalah penduduk Kota New York, khususnya Staten Island. Angka kematian tersebut lebih banyak daripada korban badai serupa di Kepulauan Karibia, yakni 68 orang. (AP/AFP/RTR/BBC/hep/c8/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganti Nama Akibat Terobsesi Bond Girl

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler