Krisis Kebutuhan Darah Mengancam

Senin, 24 September 2012 – 11:51 WIB
METRO - Kebutuhan darah untuk RSUD Ahmad Yani berkisar 500–600 kantong setiap bulan. Warga yang membutuhkan darah tidak hanya warga Metro saja, tapi juga warga daerah lain sekitar Metro. Stabilitas kebutuhan darah perlu dipertahankan untuk menghindari ancaman krisis stok. 

PMI Metro berupaya menutupi kebutuhan darah tersebut dengan mengajak masyarakat untuk menjadi pendonor. ’’Kita memiliki mobil donor darah yang selalu mobile/bergerak,’’ urai Direktur Unit Donor Darah PMI Metro Chandra Pandiangan.

Menurutnya, mobil donor darah tersebut cukup membantu, mampu menghimpun darah dari warga sekitar 150–200 kantong per bulannya. ’’Ini berarti bisa menutupi sekitar 40-50 persen kebutuhan darah kita,’’ tutur dia.

Upaya lain untuk menutupi kebutuhan darah adalah dengan membentuk wadah bagi para pendonor. ’’Kita akan bentuk perhimpunan pendonor sukarela, sehingga donor darah bisa dilakukan secara kontinu,’’ ungkapnya.

Selain itu, mobil donor darah akan bergerak tidak hanya di Kota Metro. Namun akan masuk ke wilayah yang lain di sekitar Metro. ’’Karena yang membutuhkan darah di RS sebagian justru warga luar Metro,’’ ungkapnya.

Sementara, Wali Kota Metro Lukman Hakim mengatakan, pasien RSUD Ahmad Yani justru lebih banyak dari Lampung Tengah dan Lampung Timur. ’’Karena itu, mobil donor juga berkeliling (roadshow) ke wilayah sekitar, guna memenuhi kebutuhan yang ada. Harapannya sederhana agar krisis kebutuhan darah tidak sampai terjadi,’’ tuturnya.

Ia juga menilai penting adanya wadah atau forum bagi para pendonor darah sukarela. Lukman berharap, tumbuh kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya.  Ia menginginkan tumbuhnya kader-kader muda PMI di Metro. ’’Siswa atau mahasiswa diharapkan berminat untuk berkegiatan di lembaga-lembaga seperti PMR atau KSR,’’ tukasnya.

Chandra mengakui, ada biaya yang harus ditanggung masyarakat yang membutuhkan darah. Namun bagi warga miskin tidak perlu khawatir, karena biaya ini sudah ditanggung pemerintah. ’’Darahnya gratis, tapi ada biaya untuk kantong dan pemeriksaan darah,’’ bebernya.

Biaya tersebut sudah ditetapkan oleh PMI Provinsi Lampung, dengan besaran Rp260 ribu per kantong darah. Sementara  peserta jaminan kesehatan, seperti jamkesmas atau jamkesta tidak lagi dibebankan biaya ini. (ful/c3/adi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Restui Dewan Kunker ke Luar Negeri

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler