jpnn.com, JAKARTA - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai Gubernur Anies Baswedan dan jajarannya tidak serius mengantisipasi banjir. Buktinya, banjir terjadi berkali-kali dalam dua bulan terakhir.
Gembong masih memaklumi ketika Pemprov DKI tidak siap menghadapi banjir besar pada 1 Januari lalu. Pasalnya, bencana alam tersebut terjadi tiba-tiba.
BACA JUGA: PDIP Kuasai Pemilu 2024, Capres Terkuat Prabowo-Anies
"Tetapi setelah tanggal 1 Januari, harusnya sudah prepare, harus dilakukan antisipasi, semua harus dicek semua. Tapi hari-hari ini masih kita dengar ada pompa yang mati," katanya, Jumat (28/2).
Gembong pun mengatakan pernyataan bahwa Jakarta selalu banjir setiap tahun seharusnya dipatahkan melalui kesiapan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menangani peristiwa tahunan itu.
BACA JUGA: Ketika PDIP dan PSI Satu Suara Menolak Formula E Kebanggaan Anies Baswedan
"Banjir itu bisa diantisipasi kok, sepanjang kita mengantisipasinya maksimal. Contoh paling sederhana kan memang permukaan tanah kita memang di bawah laut kan, nah supaya itu tidak banjir, mesin pompa dimaksimalkan," kata Gembong.
Dalam peninjauannya, Gembong justru menemukan fakta bahwa masih banyak pompa- pompa yang tidak berfungsi. Ketidaksiapan Pemprov DKI menangani banjir pun tercermin dari lokasi-lokasi yang sebelumnya tidak terdampak banjir justru ikut menjadi korban banjir.
BACA JUGA: Politikus PDIP Pimpin Yel-Yel Demo Minta Anies Baswedan Mundur
"Banjirnya sekarang udah naik kelas, kalau dulu yang kebanjiran kan rata-rata adalah yang memang tinggal di dataran yang rendah, pemukiman padat, bantaran kali, sekarang sudah sampai Menteng," kata Gembong.
Karena itu, pembentukan panitia khusus (pansus) banjir Jakarta dinilai tepat untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi dua bulan terakhir itu.
PDIP yang memiliki kuota terbanyak dalam pansus banjir pun sudah menyiapkan perwakilan dari fraksinya. "Sudah, sudah nanti tinggal kita kirim aja," kata Gembong. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil