jpnn.com - SURABAYA--Rumor tentang gorengan yang dicampur plastik kembali mencuat di wilayah Kota Surabaya. Rumor itu menyebar melalui pesan elektronik. Pesan itu juga menyebut dua lokasi jenis jajanan berbeda.
Bakso di kawasan Manyar dan gorengan di Dharmahusada. Dasarnya adalah penglihatan langsung pembeli yang akhirnya menyebar viral bahwa penjual sengaja memasukkan plastik ke dalam penggorengan. Saat ditanya, si penjual malah mengatakan bahwa cara itu adalah resep rahasia. Menjengkelkan!
Tentu tidak mudah mendapatkan pengalaman melihat langsung seperti yang diceritakan sumber viral di atas. Sebab, penjual yang melakukan modus semacam itu sangat berhati-hati. Demi rasa yang lebih renyah dan tahan lama, dia pasti melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Kemungkinan kasus di atas adalah penjual yang tepergok dan akhirnya menjawab dengan asal.
Meski demikian, gorengan yang bercampur plastik memang masih ada di lapangan. Jawa Pos bahkan bertemu dengan seorang penjual yang mengaku pernah menggunakan cara tersebut. Dia biasa dipanggil Mbok Sri. Perempuan 62 tahun itu mengaku sesekali mencampur minyak penggorengan dengan plastik. Sayang, dia tidak paham bahwa cara tersebut berbahaya. Padahal, jajanannya dikirim ke beberapa warung kopi.
Pertemuan Jawa Pos dengan Mbok Sri berawal dari seseorang yang memiliki warkop di kawasan Surabaya Pusat. Sebut saja namanya Johan. Jawa Pos seolah-olah ingin memesan gorengan untuk acara syukuran. ''Iki gorengan titipan. Sing ngirim omahe cedak kene,'' kata Johan.
Dia lalu memberikan petunjuk arah menuju rumah Mbok Sri. Rumahnya masuk gang sempit. Saat tiba, Mbok Sri sedang ngemong cucunya. Jawa Pos lalu memperkenalkan diri sebagai mahasiswa yang ingin memesan gorengan untuk acara kampus.
Mbok Sri setiap hari berjualan aneka gorengan. Mulai tahu isi, tempe menjes, martabak mi, hingga dadar jagung. Dia menitipkan barang dagangannya di beberapa warung kopi. Dia menjual sekitar 100 gorengan setiap hari.
Jawa Pos mencoba basa-basi, menanyakan seputar kehidupan Mbok Sri setiap hari. Mulai keluarga hingga alasan Mbok Sri berjualan gorengan. Hingga akhirnya, Jawa Pos membuka percakapan soal gorengan bercampur plastik agar lebih enak.
''Sanes enak. Cuma nggih luwih kress,'' jawabnya.
Mbok Sri mengaku pernah mencampur gorengannya dengan plastik. Awalnya wajan kosong dipanaskan dulu. Setelah asap muncul, Mbok Sri mengambil satu kantong plastik minyak goreng. Ujung bawah plastik minyak goreng itu ditempelkan di wajan. Nyessssss. Plastik robek, minyak goreng pun meluber ke dalam wajan. Namun, tanpa sengaja, plastik bening yang dipegang Mbok Sri tersebut ikut jatuh ke dalam wajan. ''Kulo udek mawon. Bade kulo pendhet nggih panas, plastike sampun ajur,'' cerita perempuan tiga cucu itu.
Meski tidak sengaja, Mbok Sri ternyata tetap mencampur plastik ke dalam penggorengan pada hari berikutnya. Dia sama sekali tidak paham tentang bahaya plastik bila dimakan orang. ''Cuma tiga hari. Berikutnya nggak pernah,'' tegas Mbok Sri.
Dari pengalamannya itu, dia tahu betul gorengan yang dicampur plastik bisa lebih awet. Rasanya lebih renyah. Itu dia ketahui saat gorengan yang dicampur plastik pada hari pertama tersebut tersisa. Saat dioreng lagi, dia tidak perlu menambah adonan tepung. ''Hasilnya sama. Malah lebih renyah,'' cetusnya.
Selain jajanan seperti yang diproduksi Mbok Sri, ada beberapa jenis makanan yang perlu diwaspadai mengandung plastik. Contohnya, makanan berlabel crispy yang sebagian penjualnya sengaja mencampurkan plastik. Caranya, ayam yang sudah diberi bumbu dimasukkan ke penggorengan berisi minyak panas. Setelah itu, plastik tipis yang sudah dipotong-potong dilempar ke ayam di dalam wajan. Letusan kecil-kecil bakal terdengar. (tim jawa pos/c7/fat/flo/jpnn)
BACA JUGA: Undang Gantung Diri pakai Tali Celana, Bukan Disiksa?
BACA JUGA: Bayi dalam Plastik Hitam itu masih Hidup
BACA JUGA: Yonmarhanlan V Bersihkan Lingkungan Bersama SMPN 22 Surabaya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Pilu Gadis Ayu, Lepas dari Mulut Harimau Masuk Mulut Buaya
Redaktur : Tim Redaksi